Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
PERTANYAAN mengenai siapa yang akan diusung PDIP dalam pilgub DKI Jakarta akhirnya terjawab.
Menurut Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), ia telah bertemu Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri di Kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro 58, Jakarta Pusat, kemarin.
Dalam pertemuan itu, kata dia, Megawati menyatakan mendukung Ahok dan Djarot Saiful Hidayat untuk berpasangan dalam Pilgub DKI tahun depan.
"Bu Mega, intinya ya beliau tetap, saya dengan Djarot, beliau setuju," kata Ahok di Balai Kota, Jakarta, tadi malam.
Ahok menyatakan bertemu Megawati di DPP PDIP sekitar pukul 16.00 WIB sebelum menghadiri upacara penurunan bendera di Istana Merdeka.
Turut hadir dalam pertemuan singkat itu, kata Ahok, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dan Djarot.
"Tadi Bu Mega mau bareng ke sana (Istana) dia bilang aku enggak pakai kebaya. Kalau sama Bu Mega dari dulu baik saja," ujarnya.
Ahok bermaksud menjemput Megawati untuk menghadiri rangkaian acara peringatan Kemerdekaan RI di Istana, kemarin sore.
Lebih lanjut, soal dukungan PDIP kepadanya, Ahok menyatakan ia tidak perlu mendaftar ke PDIP.
"Bu Mega (bilang) aku tidak perlu fit and proper test, dan tidak perlu mendaftar. Karena aku sudah pernah terdaftar di tahun 2012. Itu Bu Mega ngomong," jelasnya.
Meski mendukung Ahok, Megawati juga menghargai proses penjaringan cagub yang dilakukan partainya.
Apalagi, ada kader PDIP di tingkat Jakarta yang tak suka dengan Ahok.
"DPP kan punya proses, harus dihargai. Nah, itu aja, sih. Terus teman-teman PDIP bawah kan, beberapa agak keki juga sama saya, seolah-olah enggak mau," keluh Ahok.
Disisi lain, PDIP mengingatkan kader dan pengurus partai berlambang kepala banteng moncong putih itu untuk bersikap santun dalam berpolitik.
Teguran itu terkait dengan beredarnya video penolakan terhadap Gubernur DIK Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang dikemas dalam bentuk lagu yang dinyanyikan oleh sejumlah kader dan simpatisan PDIP.
Tampak ikut menyanyikan lagu bertajuk Ahok Pasti Tumbang, itu antara lain Ketua DPRD DKI Prasetio Edi Marsudi, anggota DPRD DKI Merry Hotma, dan Ketua DPC PDIP Jakarta Pusat Pandapotan Sinaga.
Penggalan yel-yel penolakan berbentuk nyanyian itu berisi 'Bersatu padu untuk menang, gotong royong untuk menang, berjuanglah untuk menang, Ahok pasti tumbang. Bersatu padu untuk menang, gotong royong untuk menang, berjuanglah untuk menang, Ahok tunggang langgang'.
Sekjen PDIP Hasto Kristyanto mengingatkan kader dan pengurus untuk menyampaikan aspirasi politik secara santun.
"Lebih baik yel-yelnya untuk rakyat saja," Tegas Hasto di Kantor DPP PDIP, Jakarta, kemarin.
Dia berharap setiap orang yang ingin menyuarakan aspirasi harus disesuaikan dengan kebudayaan lokal.
Menyuarakan yel-yel Ahok Pasti Tumbang dinilai tidak sesuai dengan budaya ketimuran.
"Setiap orang menyuarakan dengan kebudayaanlah. Dengan budaya timur. Kita tidak perlu mendorong untuk tumbang. Meski hak menyatakan dukungan itu hak tiap warga negara, tapi sebaiknya kita sampaikan dengan santun," imbuhnya. (Ssr/Deo/Kim/P-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved