Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
PENGAMAT Politik dari Charta Politika, Yunarto Wijaya menilai Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) memang menjadi putri cantik yang saat ini sedang dinanti-nanti tidak hanya oleh publik tetapi juga oleh Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan juga lawannya di Pilkada DKI Jakarta 2017 mendatang.
"Ahok memang kandidat elektabilitas terkuat. Semetara PDIP punya mesin politik partai yang besar sebagai pemenang pemilu. Jika keduanya bergabung menjadi kombinasi yang sulit dikalahkan. Makanya tidak heran jika hingga kini Ahok dan lawannya betul-betul menunggu sikap dari PDIP. Suka atau tidak, PDIP memang menjadi putri cantik yang saat ini sedang diperebutkan. Karena dia akan menentukan konstelasi politik ke depan," ujar Yunarto, Sabtu (13/8).
Lebih lanjut kata dia, PDIP tidak hanya dilihat dari mesin politiknya yang kuat tetapi juga sebagai pemenang Pemilu 2014 lalu, dimana kadernya yakni Joko Widodo menjadi Presiden RI. Menurutnya keberpihakan PDIP kepada calon merupakan simbolisasi kekuatan politik nasional di DKI Jakarta.
Ia berpendapat, jika PDIP memilih untuk bergabung mendukung Ahok bersama tiga partai politik lainnya seperti Hanura, Golkar dan NasDem, bukan berarti Pilkada DKi Jakarta akan bernasib calon tunggal.
"Gerindra dan PKS punya sejarah yang berbeda, sulit bersatu dengan Ahok dan juga sulit bersatu dengan PDIP. Kedua partai itu bisa saja rela tetap menjadi oposisi. Mereka tidak akan menyerah begitu saja, maka akan tetap mengajukan calonnya," paparnya.
Kemungkinan besar, menurutnya, PDIP akan memilih mendukung Ahok dalam Pilkada DKI Jakarta 2017 mendatang. Ada beberapa hal yang menjadi indikatornya, antara lain perbedaan PDIP dengan Ahok selama ini bukan terletak pada kebijakan-kebijakan Ahok, melainkan pada mekanisme penetapan calon.
"Namun di detik terakhir, Ahok kan memilih jalur partai. Kini perbedaan itu sudah tidak ada. Selain itu, ada sosok Jokowi. Sulit bila harus berhadapan dengan partainya sendiri. Akan berdampak buruk bagi Jakarta ke depan. Butuh visi dan misi yang sama seperti yang ada di dalam diri Ahok. Ini penting untuk elektoral Pemilu 2019 nanti," jelasnya. (OL-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved