11 Juta Orang Berpotensi Lakukan Radikalisme di Indonesia

Nurul Hidayah
09/8/2016 22:03
11 Juta Orang Berpotensi Lakukan Radikalisme di Indonesia
(ANTARA FOTO/Fendi)

SEBANYAK 11 juta orang berpotensi untuk melakukan tindakan radikalisme di Indonesia. Penguatan terhadap nilai-nilai Pancasila dan menghidupkan kembali kearifan lokal di desa pun perlu dilakukan kembali.

Hal tersebut diungkapkan Direktur Wahid Foundation Yenny Wahid, dalam Seminar dan Workshop Desa Inklusi, Peran Pemerintah Lokal Dalam
Mendorong Inklusifisme di Masyarakat, di Cirebon, Selasa (9/8).

"7,7 persen masyarakat punya potensi dan menyatakan bersedia untuk melakukan tindakan radikal," kata Yenny.

Secara presentasi, lanjut Yenny, angka tersebut kecil. Namun angka tersebut setara dengan 11 juta orang atau sama dengan penggabungan jumlah penduduk di Jakarta dan Bandung.

Selain itu, berdasarkan survei yang dilakukan Wahid Foundation pada 2016 ini diketahui pula sebanyak 0,4 persen responden mengaku pernah
berpartisipasi dalam kegiatan yang radikal. Diantaranya terlibat dalam kekerasan atas nama agama, seperti sweeping, demonstrasi menentang kelompok yang dinilai menodai dan mengancam kesucian agama, atau melakukan penyerangan terhadap rumah ibadah peluk agama lain.

Namun survei yang melibatkan 1.520 responden yang tersebar di Indonesia tersebut juga menyatakan 74,5 persen responden berpandangan demokrasi merupakan bentuk pemerintahan yang paling baik.

"Data tersebut dikuatkan dengan 82,3 persen responden yang menyatakan Pancasila dan UUD 1945 merupakan dasar yang terbaik untuk kehidupan berbangsa dan bernegara," kata Yenny.

Karenanya, lanjut Yenny, pihaknya merekomendasikan pentingnya penegakan hukum terhadap pelaku aksi kekerasan yang mengatasnamakan agama, termasuk pelaku tindakan ujaran kebencian di depan umum. (OL-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso
Berita Lainnya