Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
ENAM partai politik akan menggelar pertemuan hari ini guna memantapkan koalisi untuk tidak mendukung calon petahana, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, pada pilkada DKI Jakarta tahun depan. Namun, koalisi besar yang mereka bangun bukan berarti jaminan akan meraih kemenangan.
Ketua Tim Penjaringan Calon Gubernur Partai Gerindra, Syarif, membenarkan adanya pertemuan itu. Selain PDIP sebagai penggagas, akan ha-dir perwakilan Gerindra, PKS, Demokrat, PKB, dan PAN. Syarif juga memastikan pertemuan akan mematangkan koalisi untuk tak mendukung Ahok.
Akan tetapi, ia enggan memerinci agenda pertemuan nanti, termasuk apakah akan membahas cagub yang bakal mereka usung. “Belum, kalau nama definitif. Ada kemungkinan bahas nama-nama, tapi kita biarkan dulu PDIP yang memulai. Kan mereka yang gagas pertemuan ini. Tidak elok kita sebut duluan,’’ ujar Syarif, kemarin.
PDIP merupakan satu-satunya partai yang bisa mengusung cagub-cawagub tanpa perlu koalisi dalam pilkada DKI mendatang. Adapun Gerindra, mereka telah memilih Sandiaga Uno sebagai cagub meski itu bukan harga mati.
“Kita kan punya dua skema. Skema pertama dengan PDIP. Kedua, tanpa PDIP. Kita sudah tawarkan PKS, Demokrat, dan PPP, dan mereka menyetujui nama Sandiaga Uno. Kalau PDIP mau, mereka boleh ajukan buat calon DKI 1, nomor 2 (wagub) dari Gerindra,” jelasnya.
Wakil Ketua Badan Pemenangan Pemilu DPD PDIP DKI Gembong Warsono memastikan pertemuan hari ini demi mematangkan koalisi untuk tidak mendukung calon petahana. “Kan sebelumnya sikap kami jelas dengan pertemuan bersama PKB untuk tidak dukung petahana. Kita mau mengkristalkan ini dengan partai lain.’’
Ia menambahkan DPP PDIP juga belum menyebutkan siapa yang akan diusung. Nama yang kian mencuat ialah Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.
Di lain sisi, partai-partai pendukung Ahok, yakni Partai NasDem, Golkar, dan Hanura, tak lantas risau dengan manuver enam parpol tersebut. Sekretaris Partai NasDem DKI Jakarta Wibi Andrino menegaskan koalisi besar tak menjamin tingginya elektabilitas. Menurutnya, sulit bagi pesaing menandingi Ahok.
“Sebenarnya kita menyambut dengan tangan terbuka bila kawan kita memutuskan bergabung mendukung petahana. Namun, bila akhirnya memutuskan untuk bersaing dengan petahana, itu juga bagus dalam pesta demokrasi DKI,” tutur Wibi.
“Pada dasarnya itu kan hak setiap partai politik. Yang pasti dukungan kami untuk calon petahana bakal berlanjut,” timpal Sekjen Hanura Syarifuddin Sudding.
Figur kuat
Menurut pengamat politik Hanta Yuda, koalisi gemuk tak akan mampu melawan Ahok tanpa ada figur kuat yang diusung. “Tanpa itu, sebesar apa pun koalisinya dan sebanyak apa pun partainya, ya sulit,” tukasnya.
Direktur Eksekutif The Political Literacy Institute Gun Gun Heryanto pun menilai Ahok masih menjadi calon terkuat karena tingkat kepuasan warga Jakarta masih tinggi. “Ketika tingkat kepuasan kepada incumbent di bawah 50%, ada kemungkinan calon alternatif menang. Akan tetapi, bila di atas 60%, incumbent sulit dikalahkan kecuali korupsi dan sejenisnya yang merusak reputasinya.’’
Di sisi lain, hingga hari terakhir pendaftaran cagub-cawagub dari jalur perseorang-an, kemarin, KPU DKI hanya menerima satu pasangan yakni Ichsanuddin Noorsy-Ahmad Daryoko. Menurut Ketua KPU DKI Jakarta Sumarno, sebenarnya ada 9 bakal calon yang mendatangi KPUD, tapi mereka hanya berkonsultasi dan belum menyerahkan KTP dukungan.
Di Aceh, bakal cagub Zaini Abdullah yang didampingi pasangannya, Nasaruddin, juga telah mendaftar. (Jay/Ssr/Ant/X-9)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved