Haris Diyakini Simpan Banyak Bukti

Golda Eksa
07/8/2016 08:45
Haris Diyakini Simpan Banyak Bukti
(Koordinator Koa­lisi Antimafia Narkoba Usman Hamid.--MI/Rommy Pujianto)

KOORDINATOR Koa­lisi Antimafia Narkoba Usman Hamid meyakini Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (Kontras) Haris Azhar masih menyimpan banyak informasi tentang keterlibatan oknum penegak hukum dalam bisnis narkoba Freddy Budiman.

Usman menyebut Haris masih menunggu waktu yang tepat untuk membongkar semua itu. “Dia (Haris) masih menunggu waktu yang kondusif karena ­melibatkan petinggi institusi,” kata Usman dalam diskusi dengan topik Hitam Putih Pemberantasan Narkoba di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, kemarin.

Karena itu, Usman menilai semua institusi penegak hukum baik BNN, Polri, maupun TNI seharusnya dapat menggali ­lebih dalam informasi yang telah diungkapkan Haris ketimbang melaporkannya ke kepolisian dengan tuduhan pencemaran nama baik.

“Hal itu menandakan Indonesia memang darurat narkoba, bukan reaksi,” ucap dia.


Usman pun menyarankan Presiden Joko Widodo agar dapat mempertimbangkan pembentuk­an tim ­investigasi independen. Hal itu dapat ­memudahkan peng­ungkapan kebenaran informasi tersebut.

Sebelumnya, Koordinator Kontras Haris Azhar mengklaim memiliki sejumlah bukti ­keterlibatan aparat penegak hukum dalam kasus narkoba. Namun, ia tak memerinci bukti-bukti itu.

“Banyak kok itu (buktinya). Yang mau melapor juga banyak. Yang mau partisipatif melaporkan bagaimana kejahatan ini ditopang sejumlah aparat penegak hukum itu banyak, tapi mereka butuh keyakinan. Apakah negara mau mengurus kasus ini apa tidak?” kata Haris.

Anggota Komisi III DPR Aboe Bakar Al-Habsyi menambahkan keterlibatan oknum ­dalam peredaran narkoba tidak boleh ­dibiarkan. Pemerintah sebaik­nya segera mengambil tindakan karena kasus narkoba dipandang lebih mematikan ketimbang aksi terorisme.
Al-Habsyi pun mengapresiasi yang dilakukan Hariz. Informasi itu sebaiknya disikapi dengan penyelidikan dan bukan ­mengedepankan emosi.

“Apa mungkin Freddy di ­dalam LP (Cipinang) bisa membangun pabrik (narkoba) sendiri? Ini masalahnya bukan institusi, melainkan oknum pengkhianat yang perlu diungkap,” jelas ­politikus PKS itu.

Lebih kuat
Kepala Humas BNN Kombes Slamet Pribadi menyebut masih ada 72 jaringan yang lebih kuat daripada Freddy.

Salah seorang terpidana mati, Chandra Halim alias Akiong, bahkan diyakini memiliki kelas yang lebih tinggi ketimbang Freddy. Selama ini Akiong-lah yang menyandang dana untuk Freddy.

“Kepandaian dia (Freddy), pandai action saja,” ucap dia.

Hal senada diungkapkan mantan Deputi Bidang Pemberantasan BNN Irjen Benny Mamoto. Menurut dia, kelas Freddy masih di bawah Akiong. Bahkan yang memiliki jaringan langsung ke Tiongkok bukan Freddy, melainkan Akiong.

Akiong terbukti membeli ekstasi dan menjadi perantara jual-beli ekstasi. Pengadilan Negeri Jakarta Barat juga telah memvonis Akiong dengan hukuman mati setelah terbukti bersalah dalam kasus kepemilikan 1,4 juta pil ekstasi.

Akiong ditangkap pada 8 Mei 2012 saat BNN berhasil membongkar penyelundupan 1,4 juta pil ekstasi. Dalam kasus itu, Akiong tak bermain sendiri. Ada enam orang lainnya yang terlibat, termasuk oknum TNI yakni Sema Supriyadi. (Cah/P-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya