Kemenangan Tidak Ditentukan Koalisi

Nur Aivanni
04/8/2016 17:41
Kemenangan Tidak Ditentukan Koalisi
(FOTO ANTARA/Reno Esnir)

PENGAMAT politik dari Universitas Paramadina Toto Sugiarto menyatakan kemenangan partai politik dalam Pilgub DKI 2017 bukan terletak pada besarnya koalisi yang terbentuk dalam mengusung pasangan calon, melainkan pada figur yang dicalonkan oleh parpol itu sendiri. Hal itu ia utarakan saat menanggapi adanya koalisi besar yang akan dibentuk antara PDIP bersama PKB.

"Untuk di pilkada ini, koalisi tidak begitu menentukan kemenangan. Yang menentukan kemenangan adalah si figur sendiri, yang diterima rakyat, mendapat simpati rakyat dan memiliki elektabilitas yang tinggi," terangnya, Kamis (4/8).

Ia menilai koalisi besar yang akan dibentuk akan percuma jika figur yang diusung tidak memiliki elektabilitas yang mengungguli calon petahana Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. "Bagi PDI Perjuangan, ada jalan yang lebih pasti menang dengan menyandingkan Djarot dengan Ahok. Itu kenapa tidak dipilih?" cetusnya.

Terkait munculnya nama Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini yang sebaiknya diusung oleh PDI Perjuangan, Toto tidak sepakat dengan itu. Ia menyayangkan jika PDI Perjuangan tetap memaksakan Risma untuk maju dalam Pilgub DKI. Ia memprediksi kemenangan PDI Perjuangan pun akan sulit.

"Massa pendukung Risma kemungkinan besar sama dengan massa pendukung Ahok. Mereka dari garis massa yang sama. Kedua tokoh itu akan berebut massa pendukung. Artinya tidak akan diraih dukungan optimal dari pemilih. Seharusnya PDI Perjuangan atau Bu Mega tidak memaksakan itu," paparnya.

Ia menambahkan jika Risma dipaksakan berhadapan dengan Ahok, maka itu akan merugikan kedua calon tersebut. Dan akan menguntungkan calon dari partai lain. Untuk itu, ia menyarankan agar PDI Perjuangan menyandingkan Ahok bersama Djarot Saiful Hidayat nantinya.

Terpisah, Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi menyebutkan akan ada tiga skenario peta koalisi dalam pertarungan Pilgub DKI 2017 mendatang. Pertama, koalisi anti Ahok dengan PDI Perjuangan sebagai pemimpinnya yang turut bergabung di dalamnya, Gerindra, PKS, PKB, Demokrat dan PAN.

Skenario kedua, PDI Perjuangan dan PKB berkoalisi mengajukan calon, sementara Gerindra dan PKS juga mempunyai calon sendiri sehingga ada tiga pasangan calon dalam Pilgub DKI. Terakhir, PDI Perjuangan akhirnya memutuskan mendukung Ahok dengan syarat Cawagub berasal dari kader PDI Perjuangan. (OL-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso
Berita Lainnya