Politik Identitas Suburkan Radikalisme

MI
01/8/2016 09:25
Politik Identitas Suburkan Radikalisme
(Ilustrasi/Antara)

MASIH tumbuhnya paham radikalisme terutama di kalangan pemuda, menurut Direktur Eksekutif Centre for Dialogue and Cooperation among Civilization (CDCC), Alpha Amirrachman, salah satu penyebabnya ialah masih kuatnya politik identitas di antara warga masyarakat.

Politik identitas yang dimaksud yakni menunjukkan sisi eksklusivitas suatu kelompok agama tertentu ketimbang kelompok agama lain sehingga membuat pemikiran radikal serta konflik sulit surut.

“Di Indonesia politik identitas masih tinggi. Kita terperangkap pada isu-isu kelompok berdasarkan agama,” kata Alpha dalam diskusi Radikalisme: Ancaman dan Tantangan Pemuda, di Jakarta, kemarin.

Untuk mengatasi persoalan tersebut, diskusi-diskusi normatif antarkelompok umat beragama soal kerukunan sebaiknya dialihkan kepada diskusi yang lebih bermanfaat dan konkret.

“Isu-isu kemasyarakatan yang memberi maslahat terlepas agama apa pun itu harus digalakkan, dikerjakan bersama-sama secara kebijakan oleh kelompok-kelompok ber-agama ini. Politik identitas bisa tereduksi,” ujarnya.

Ia sangat optimistis diskusi yang bermanfaat dan konkret bisa dilakukan dengan kerja sama antarormas keagamaan baik pusat maupun daerah, baik dalam segi ekonomi, pendidikan, lingkungan, maupun kesehatan.

Di tempat yang sama, Sekretaris Dewan Pertimbangan Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan dan Putra Putri TNI-Polri (FKPPI) Marsekal Madya (Purn) Ian Santoso Perdanakusuma menyatakan Pancasila saat ini merupakan ideologi yang tepat untuk menyatukan bangsa.

Namun, ia melihat saat ini pemuda seperti kehilangan arah dan tidak memiliki pemahaman kuat soal Pancasila. Akibatnya, aksi radikal terus terjadi.

“Mau pakai apa untuk menyatukan bangsa ini, tak ada ilmunya untuk menyatukan kecuali Pancasila.”

Menurutnya, jika tak memiliki pegangan Pancasila, pemuda akan mudah dihasut dan tercerai-berai. (Nyu/P-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya