Ini Harapan Buya Syafii terhadap Perombakan Kabinet

Ardi Teristi Hardi
28/7/2016 18:18
Ini Harapan Buya Syafii terhadap Perombakan Kabinet
(MI/ROMMY PUJIANTO)

SALAH satu tokoh bangsa Buya Syafii Maarif mengaku memiliki harapan lebih baik terhadap perombakan kabinet kerja jilid II.

"Asal sungguh-sungguh dan kompak. Yang lalu saling berhadap-hadapan, saling mengkritik, itu kan menghabiskan energi. Kepada politisi (yang menjadi menteri), jangan tetap pada posisi politisi, tetapi naik kelas menjadi negarawan," pesan Buya di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Kamis (28/7).

Dalam kesempatan yang sama, Buya juga menilai perombakan kabinet yang dilakukan tidak optimal. Walau sistem yang dianut Indonesia ialah presidensial, tapi partai juga dihitung. Menteri-menteri ini banyak yang bukan berdasarkan komptensi, integritas, tetapi kepentingan partai dan pragmatisme.

Buya menyebut, waktu bagi menteri-menteri yang baru tinggal tersisa sekitar 3 tahun. Dari sisa waktu tersebut, menteri hanya bisa bekerja sekitar 2 tahun, sedangkan setelah itu mereka akan sibuk dengan Pemilu dan lain-lain sehingga energi menjadi habis.

Dalam kesempatan tersebut, Buya juga memberikan beberapa penilaian terhadap beberapa menteri. Muhadjir Effendi, misalnya, dinilai lebih berpengalaman ketimbang Menteri Pendidikan dan Kebudayaan sebelumnya, Anies Baswedan. Namun, ia menilai kinerja Anies sebenarnya sudah baik.

"Saya pesan, kalau sudah menjadi menteri bukan lagi menjadi menteri Muhammadiyah, tetapi menteri rakyat Indonesia," kata dia mengingatkan.

Sementara itu, untuk Sri Mulyani, Syafii juga memiliki catatan. Menurut dia, Sri Mulyani baik asal tidak mempertahankan ide liberalisme. Pernyataan Sri Mulyani, nilai Buya, sudah bagus, yaitu mengentaskan kemiskinan.

Namun, kalau ingin mengentaskan kemiskinan dan mengatasi kesenjangan tidak bisa tetap kapitalisme karena kedua hal itu sudah aksioma. (OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya