Tingkatkan Peran Ormas Islam dalam Deradikalisasi

Cah/TB
23/7/2016 07:05
Tingkatkan Peran Ormas Islam dalam Deradikalisasi
(MI/M Taufan SP Bustan)

SEJALAN dengan program Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), organisasi kemasyarakatan (ormas) Islam di Indonesia diharapkan semakin meningkatkan peran dalam deradikalisasi terpidana teroris.

Hal itu disampaikan Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak di Jakarta, kemarin.

"Peran ormas Islam seperti Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama (NU), dan Persatuan Islam (Persis) menampilkan Islam yang rahmatan lil alamin. Islam sebenarnya," ujarnya.

Menurutnya, program deradikalisasi bukan hanya untuk teroris, melainkan juga dapat digunakan lebih luas di masyarakat demi mencegah munculnya bibit-bibit ekstremis.

Sebelumnya, Kepala BNPT Komjen Suhardi Alius mengatakan akan memperkuat program deradikalisasi dan antiradikalisasi.

Untuk itu, pihaknya akan merangkul semua pihak, termasuk LSM, ormas, dan pemuka agama (Media Indonesia, 21/7).

Pada bagian lain, Kapolri Jenderal Tito Karnaivan berharap keputusan presiden (keppres) tentang Operasi Tinombala yang merupakan gabungan Kepolisian RI dan TNI tidak buru-buru dicabut.

Tim gabungan itu masih diperlukan untuk memberangus Mujahidin Indonesia Timur (MIT).

Tito mengatakan MIT otomatis melemah setelah pimpinannya, Santoso, mati dalam baku tembak dengan Satgas Operasi Tinombala, Senin (18/7).

Namun, masih ada 19 anggota kelompok itu yang memiliki kemampuan dan militansi tinggi.

"Oleh karena itu, jangan sampai buru-buru mencabut keppres operasi ini," kata Tito seusai menghadiri upacara peringatan Hari Adhiyaksa ke-56 di Kejagung, Jakarta, kemarin.

Menurut Tito, apabila operasi Tinombala dihentikan, kelompok tersebut kembali muncul dengan kekuatan baru.

"Kalau sekarang (dicabut), bisa muncul kembali, rebound, regrouping, dan konsolidasi," ujarnya.

Mantan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) itu mengatakan pengikut Santoso mustahil akan menyerahkan diri.

"Doktrin mereka itu (menyerahkan diri) haram."

Tito menambahkan, kondisi melemahnya kelompok MIT saat ini merupakan momentum penumpasan secara menyeluruh terhadap MIT.

Selain itu, anggota MIT dan jaringannya yang tertangkap harus diproses hukum.

Pada bagian lain, Kabid Humas Polda Sulteng AKB Hari Suprapto mengatakan jenazah Santoso dan Mukhtar akan diserahkan ke pihak keluarga hari ini.

Polda akan memvasilitasi mulai ambulans hingga pengawalan personel hingga ke tempat tujuan.

"Namun kalau keluarga menyediakan ambulans sendiri tidak masalah. Kalau tidak mau dikawal juga tidak apa-apa," katanya.

Dari keterangan keluarga, Santoso akan dikebumikan di Dusun Landangan, Poso Pesisir, sedangkan jenazah Mukhtar di Palu. (Cah/TB/Ant/X-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zen
Berita Lainnya