Egoisme Sektoral Hambat Antisipasi Terorisme

18/7/2016 08:39
Egoisme Sektoral Hambat Antisipasi Terorisme
()

AKSI terorisme belakangan ini kian marak terjadi di berbagai belahan dunia. Terakhir, serangan teror yang terjadi di Kota Nice, Prancis, Jumat (15/7). Di Indonesia, teror bom bunuh diri di Kantor Polresta Surakarta beberapa waktu lalu membuat pemerintah berupaya mengambil langkah antisipasi agar tidak terjadi lagi kejadian serupa.

Wakil Ketua Komisi I DPR dari Fraksi PAN Hanafi Rais menilai terorisme muncul juga akibat koordinasi yang kurang antara polisi, tentara, dan intelijen. "Karena egoisme sektoralnya lebih mengemuka daripada kesatuan kebijakannya," ujar Hanafi kepada Media Indonesia, Sabtu (16/7).

Ia menilai intelijen di Indonesia sama seperti intelijen di Prancis yang kerap kali ‘kecolongan’. Misalnya, kejadian teror bom di Solo itu menunjukkan intelijen kalah cepat ketimbang jaringan terorisme.

"UU antiterornya Prancis itu sudah memberi kewenangan ekstra yudisial kepada aparatnya untuk menindak terduga teroris, bahkan termaktub tanpa harus ada pengawasan pengadilan. Itu saja intelijen dan aparat Prancis tetap saja bobol," tutur Hanafi.

DPR masih menggodok revisi UU Antiterorisme yang ditargetkan rampung pada Oktober 2016. Anggota Pansus RUU Terorisme, Arsul Sani menambahkan draf revisi telah memuat penguatan kewenangan penegak hukum. Namun, belum secara spesifik mengatur koordinasi kelembagaan antaraparat terkait seperti Polri, TNI dan BIN.

Arsul menambahkan untuk menggali masukan, Pansus RUU Terorisme akan mengunjungi beberapa daerah yang selama ini kerap diasosiasikan dengan aktivitas terorisme, seperti Solo, Poso, dan Bima.

Terpisah, LSM Indonesia Police Watch (IPW) mendesak Polri menelusuri dan mengungkap dugaan masuknya dana senilai Rp20 miliar dari Suriah ke jaringan teroris di Yogyakarta. "Apakah masuknya dana ini ada kaitan dengan ancaman IS ke Indonesia?" kata Ketua Presidium IPW Neta S Pane, di Jakarta, kemarin.

Pihak bank sudah menghubungi kepolisian saat pemilik dana hendak mengambil dana itu. Namun, menurut Neta, sejauh ini belum jelas tindakan kepolisian. "Yang jelas uang tersebut sudah dicairkan dan diambil seseorang pada akhir Juni lalu." (Nov/Ant/P-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ricky
Berita Lainnya