Skenario Mudik belum Efektif

Akhmad Safuan
04/7/2016 07:23
Skenario Mudik belum Efektif
(MI/ARYA MANGGALA)

HOROR kemacetan mudik Lebaran 2016 masih berlanjut pada kemarin (H-3) meskipun tidak separah saat arus mudik Sabtu (2/7) malam.

Titik terparah kemacetan masih terjadi di gerbang Tol Brebes Timur menuju Semarang dan kota-kota lain di Jawa Tengah. Kemacetan di Brexit, kepanjangan dari exit Brebes Timur, terjadi sepanjang 13 km dari arah Jakarta (Tol Pejagan-Brebes Timur). Sehari sebelumnya kemacetan mengular 23 km di ruas tol tersebut.

Di jalur nasional, serbuan sepeda motor juga melumpuhkan arus mudik. Bottleneck yang terjadi di ruas pantura Brebes semakin memanjangkan kemacetan mulai keluar Tol Kanci, Cirebon, Jawa Barat hingga Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, yakni mencapai 60 km.

Akibat kemacetan panjang ini, kelelahan hingga depresi juga tampak menyelimuti para pemudik. Seorang pemudik yang tidak diketahui identitasnya terpaksa dijemput tim medis Posko Mudik Lebaran di Tegal setelah berteriak-teriak ketika berhenti di jalur pantura. Pemudik itu kemudian dilarikan ke RS Siaga Tegal.

"Ada yang meminta bantuan tim medis karena ada keluarga­nya depresi akibat kemacetan panjang sejak dari Cirebon," kata petugas Posko Mudik Kota Tegal kepada Media Indonesia, kemarin.

Berbagai skenario dilakukan pemerintah untuk mengurai kemacetan lalu lintas mudik, seperti sistem integrasi pembayaran tol, pengalihan arus lalu lintas, sistem buka tutup, dan contra flow (lawan arah).

Seorang pemudik, Sarwono, 35, mengaku berangkat dari Jakarta Sabtu (3/7) pukul 06.00 WIB dan sampai Brebes, kemarin, pukul 14.30. Berarti perjalanannya memakan waktu lebih dari 30 jam.

Padahal dalam kondisi normal dan tidak lewat jalan tol, waktu tempuh dari Jakarta ke Brebes hanya 6-7 Jam. "Ke­macet­an paling parah mulai­ masuk dari Pejagan," ujar Sarwono.

Pengendali
Terkait Brexit, Kapolri Jenderal Badrodin Haiti mengatakan gerbang tol tersebut sebagai pengendali kepadatan. "Agar kepadatan tidak telalu stagnan di Brebes sampai Tegal," ujar Kapolri di Pelabuhan Merak, Cilegon, Banten, kemarin.

Anggota Komisi V DPR RI Nizar Zahro menilai skenario Pemerintah belum efektif mengatasi mudik. Kemacetan lalu lintas yang parah di Brexit, kata dia, bentuk kegagalan pemerintah membuat terobosan pembayaran tol dari sistem manual ke sistem pascabayar.

"Padahal kita sudah ingatkan dalam rapat bersama waktu persiapan agar pembayaran di pintu tol itu cukup satu kali saja, atau lakukan sistem pascabayar seperti di luar negeri," katanya saat dihubungi tadi malam.

Dengan cara itu, kata dia, pengendara tidak perlu repot membayar di pintu tol atau sekadar mengambil kartu, tetapi dengan alat tertentu di setiap mobil bisa terekam dan bisa dilakukan pembayaran.

"Inilah tanda bahwa pemerintah gagal lakukan terobosan," terang politikus dari Partai Gerindra ini.

Kementerian Perhubungan mengklaim sudah mengantisipasi kemacetan. "Selama pertumbuhan jalan tidak sebanding dengan pertumbuhan kendaraan, kemacetan akan tetap terjadi. Meski mau dibuat rekayasa jalan seperti apa pun. Pertumbuhan kendaraan harus dikontrol," tukas Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Hemi Pamuraharjo.

Kepala Bidang Manajemen dan Operasional Korlantas Polri Kombes Darto Juhartono mengatakan kemacetan selain volume kendaraan yang melonjak, banyaknya kendaraan pemudik yang berhenti di bahu jalan untuk istirahat dan mengisi BBM di SPBU juga menimbulkan kemacetan. "Ketidakdisiplinan pemudik, saling serobot juga menimbulkan lalu lintas kacau." (TimX-6)

achmad_sapuan@mediaindonesia.com



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ricky
Berita Lainnya