Tentara Filipina Kepung Penyandera

Rudy Polycarpus
30/6/2016 06:00
Tentara Filipina Kepung Penyandera
(AFP)

KELOMPOK Abu Sayyaf yang menyandera tujuh anak buah kapal (ABK) asal Indonesia telah dikepung oleh ribuan pasukan militer Filipina.

Tentara Nasional Indonesia (TNI) masih ingin memonitor terlebih dahulu meski sudah mendapat izin dari pemerintah Filipina untuk ikut dalam operasi pembebasan.

"Filipina sudah melaksanakan operasi. Harapan kita sandera selamat dan kita monitor dulu. Untuk sementara, wilayah laut dulu. Pada prinsipnya boleh ke darat, tapi pelaksanaannya belum," ujar Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu di Istana Kepresidenan, Jakarta, kemarin.

Ia memastikan sebanyak 6.000-7.000 personel tentara Filipina dikerahkan untuk mengepung lokasi penyanderaan di sekitar Pulau Jolo.

Ryamizard pun mengapresiasi keseriusan pemerintah Filipina dalam merespons kasus-kasus perompakan di wilayah laut.

"Menhan Filipina demisioner, Voltaire T Gazmin, dan penggantinya, Mayjen (Purn) Delfin N Lorenzana, telah satu suara. Tanggal 30 Juni 2016 kan pergantian kabinet (Filipina), tetapi mereka tetap mengikuti apa yang kita harapkan, apa yang kita inginkan," katanya.

Ryamizard menegaskan TNI belum diterjunkan karena pemerintah ingin mengantisipasi agar tidak terjadi hal-hal yang merugikan.

"Sampai saat ini pasukan TNI belum akan masuk ke wilayah tersebut untuk mengantisipasi hal-hal yang justru tidak diinginkan," imbuhnya.

Selain pedekatan militer, Indonesia menggunakan jalur diplomasi dengan pemerintah Filipina untuk membebaskan tujuh anak buah kapal yang disekap kelompok Abu Sayyaf.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi akan terbang ke Filipina untuk menemui koleganya.

"Komunikasi yang intensif antara saya dan Menlu (yang baru) sangat membantu dalam upaya pelepasan sandera," kata Retno seusai menemui Presiden Joko Widodo di Kompleks Istana Kepresidenan.

Pertemuan dengan Menlu Filipina akan dilakukan pada 1 Juli mendatang atau hanya satu hari setelah Presiden dan kabinet baru Filipina dilantik pada 30 Juni.

"Saya optimistis pemerintahan baru Filipina bisa diajak bekerja sama dalam pembebasan sandera," tukas dia.

Sebelumnya, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menyatakan penyanderaan terjadi karena kapal yang ditumpangi ketujuh ABK tersebut keluar dari rute aman yang telah disarankan pemerintah.

"Rute yang aman sudah kita kasih, dia motong 3-4 nautical mile dari Kepulauan Jolo. Ini yang membuat (disandera)," katanya di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta, Senin (27/6).


Telah kembali

Enam ABK TB Charles 001 yang lolos dari aksi pembajakan kelompok Abu Sayyaf akhirnya tiba di Samarinda, Kalimantan Timur, Selasa (28/6) malam.

Empat di antaranya langsung ke mes perusahaan PT Rusianto Bersaudara.

Mereka ialah Andi Wahyu (mualim II), Syahril (masinis IV), Albertus Temu Selamet (juru mudi), dan Agung E Saputra (juru masak).

Dua ABK lainnya Rudi Kurniawan dan Reidgar Frederik (keduanya juru mudi TB Charles) langsung pulang untuk bertemu keluarganya.

Juru bicara PT Rusianto Bersaudara, Muhda, mengatakan keempat ABK ingin segera istirahat karena lelah setelah mengikuti serangkaian pemeriksaan yang dilakukan aparat TNI dan kepolisian.

"Yang penting mereka telah kembali," kata Musda. (SY/P-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zen
Berita Lainnya