Lewat Parpol-pun Ahok Tetap Didukung Publik

Christian Dior Simbolon
28/6/2016 18:57
Lewat Parpol-pun Ahok Tetap Didukung Publik
(MI/PANCA SYURKANI)

PUBLIK Ibu Kota bakal tetap mendukung petahana Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) kendati memutuskan memilih menggunakan jalur partai politik dalam Pilkada DKI 2017. Hal ini terungkap dalam survei yang dirilis Lingkaran Survei Indonesia (LSI) di Kantor LSI, Jakarta, Selasa (28/6).

Survei dilakukan pada 22-26 Juni dengan metode multistage random sampling terhadap 440 responden asal DKI Jakarta. Proses survei dilakukan dangan metode wawancara tatap muka menggunakan kuesioner. Margin error dalam survei sekitar 4,8%.

Hasil survei menunjukkan sebanyak 53,8% responden mendukung Ahok maju lewat parpol dan sebanyak 32,3% tidak mendukung Ahok maju lewat parpol. Sisanya atau sebesar 13,9% menjawab tidak tahu atau tidak menjawab.

"Jadi Ahok tidak perlu ragu. Meskipun memilih maju lewat parpol, publik DKI akan tetap mendukung," ujar peneliti senior LSI Adjie Alfaraby.

Dukungan terhadap Ahok juga merata di semua segmen, baik di segmen gender, agama, maupun usia. Khusus di segmen gender, Ahok didukung 57,4% responden laki-laki yang disurvei dan sebanyak 50,2% perempuan.

"Kalau dari pengalaman, kandidat yang unggul di segmen perempuan itu cenderung tidak berubah dukungannya. Karena perempuan itu loyalitasnya lebih tinggi. Ketika sudah memutuskan, biasanya pilihannya tidak berubah," jelas Adjie.

Responden yang disurvei sebagian juga merupakan konstituen partai politik. Hasil survei terhadap segmen ini menunjukkan bahwa kebanyakan konstituen parpol mendukung Ahok maju lewat parpol. Hanya konstituen PKS dan Partai Demokrat yang angkanya di bawah 50%. Sisanya di atas 50%.

"Ini menunjukkan bahwa biarpun NasDem, Hanura dan Golkar menyerahkan keputusan kepada Ahok, mereka masih berharap Ahok tetap memilih maju lewat jalur parpol," kata dia.

Riset kualitatif yang dilakukan LSI juga memaparkan keuntungan-keuntungan yang didapat Ahok jika maju lewat parpol. Pertama, Ahok akan mudah mewujudkan pemerintahan yang kuat dengan dukungan mayoritas parlemen. "Jika PDI-P ditambah satu parpol berbasis Islam masuk, mayoritas DPRD bisa diraih atau equivalen 53 kursi," jelas Adjie.

Kedua, Ahok bakal terhindar dari kisruh mendalam melawan DPRD terkait anggaran, Perda dan pengawasan. Terakhir, Ahok bisa lebih fokus dengan beragam program inovatifnya karena disokong penuh oleh parpol.

"Saat ini semua pilihan kembali ke Ahok, apakah melalui jalur independen atau partai politik. Jika melanjutkan lewat jalur independen dan terpilih, Ahok kembali mewarisi pemerintahan yang terbelah, yaitu pemerintahan eksekutif yang mendapatkan perlawanan dari mayoritas legislatif," tandas Adjie.

Terkait elektabilitas, survei LSI menunjukkan Ahok masih unggul. Hasil survei dengan teknik pertanyaan terbuka menunjukkan Ahok dipilih 42,7% responden. Pesaing terdekatnya Yusril Ihza Mahendra dengan angka 8,2% dan Tri Rismaharini (5,2%). Nama-nama lainnya berada di bawah 5%.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso
Berita Lainnya