Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
KEMENTERIAN Kesehatan (Kemenkes) bersama instansi terkait di daerah akan memvaksin ulang anak-anak yang mendapatkan vaksin palsu.
Pemberian vaksin ulang secara gratis itu untuk mencegah penyakit yang tidak diinginkan pada anak-anak.
Pendapat itu disampaikan Menteri Kesehatan Nila F Moeloek dan pemerhati kesehatan Kartono Muhammad secara terpisah di Jakarta kemarin.
"Kami tengah menangani secara intensif penyebaran vaksin palsu di beberapa daerah, tetapi masih dalam pendalaman daerah mana saja yang menjadi lokasi penyebaran," ujar Nila seusai menghadiri Hari Antinarkoba Internasional (HANI) di kawasan Kota Tua, Jakarta.
Kemenkes, lanjutnya, saat ini masih memastikan daerah mana saja yang selama ini terkena penyebaran vaksin palsu.
Kerja sama masih terus dilakukan bersama Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM), polisi, dan setiap pemerintah daerah (pemda).
Hal senada juga dikatakan Kartono Muhammad. Menurutnya, memvaksin ulang anak-anak tidaklah mudah mengingat Indonesia sangat luas.
Untuk itu, pemerintah harus mendalami betul ke daerah dan instansi mana saja yang diindikasikan mendapatkan vaksin palsu.
"Apalagi, kalau ternyata vaksin tidak steril, risiko besar bisa mengintai anak-anak," tambah Kartono.
Pendapat Kartono diamini oleh dokter spesialis anak, Piprim, dan Direktur Pengawasan Produksi Produk Terapetik Badan POM, Togi Junice Hutadjulu.
Menurut Togi, hampir dipastikan proses pembuatan vaksin palsu tidak higienis.
Pasalnya, botol yang digunakan sebagai wadah berasal dari limbah bekas pakai.
Piprim mengatakan anak dengan vaksin palsu akan mendapat efek ketidakkebalan terhadap penyakit, seperti anak yang belum mendapat imunisasi atau terkena infeksi karena vaksin palsu tidak steril.
"Yang telah divaksin dan kembali divaksinasi tidak ada masalah," ujar Piprim.
"Di sisi lain, pascaterungkapnya kasus vaksin palsu di sejumlah lokasi, Dinas Kesehatan DKI Jakarta bersama Badan POM mengimbau rumah sakit dan klinik swasta untuk memasok vaksin dari stok yang dimiliki Dinkes agar keasliannya terjamin," kata Kepala Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Widiastuti.
Dijual sampai Sumatra
Direktur Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri Brigadir Jenderal Agung Setya mengatakan, berdasarkan pengakuan salah satu tersangka, vaksin telah dijual ke Medan, Sumatra Utara.
Terkait jumlah beberapa tersangka mengatakan produksi sangat tergantung pesanan.
Ada yang sampai 2.000 vaksin dijual ke rumah sakit atau apotek.
Untuk bisa memastikan ke mana saja vaksin palsu itu dijual, penyidik akan menggelar rapat bersama Badan POM besok.
Sementara itu, anggota DPR Komisi IX Fraksi NasDem, Amelia Anggraeni, mengatakan kasus vaksin palsu sebagai momen penguatan undang-undang untuk Badan POM sehingga tugas dan fungsi mereka tidak hanya untuk pengawasan dan pemeriksaan, tetapi juga bisa menyidik dan menangkap pelaku.
Sebelumnya, penyidik dari SubDirektorat Industri Perdagangan (Subdit Indag) Bareskrim Polri melakukan penggerebekan terhadap sebuah apotek di kawasan Kramatjati, Jakarta Timur.
Dalam penggerebekan itu, ditemukan ratusan pak vaksin palsu berbagai jenis, antara lain campak, BCG, pentabio, tetanus, hingga hepatitis B.
Sejauh ini, telah ditetapkan sembilan pelaku yang terdiri dari 5 produsen, 2 kurir, 1 pencetak label palsu, dan penjual vaksin palsu yang ditangkap di Tangerang Selatan, Jakarta, dan Bekasi. (Tim Media/X-8)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved