Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
KETUA Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas), Luhut Binsar Pandjaitan, meyakini terpilihnya Komjen Tito Karnavian sebagai Kapolri baru tidak akan menimbulkan guncangan dalam tubuh Polri, khususnya terkait dengan masalah senioritas.
Tito dinilai mampu menjadi jembatan antara kalangan senior dan junior. Apalagi, pencalonan Tito sudah sesuai dengan aturan.
"Reputasinya (Tito) kan juga bagus. Dia ke senior juga bisa berhubungan dengan baik," ujar Luhut di Kantor Menko Polhukam, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Terpilihnya Tito sempat menimbulkan kekhawatiran, yaitu akan membuat internal Polri bergejolak.
Tito merupakan penyandang pangkat komjen termuda jika dibandingkan dengan perwira tinggi Polri yang lain, seperti Budi Gunawan, Budi Waseso, dan Suhardi Alius.
Namun, menurut Luhut, Polri bakal tetap solid. Hingga kini tidak satu pun jenderal Korps Bhayangkara yang berpikir negatif.
Bahkan, para jenderal menilai Presiden Jokowi sudah membuat pilihan tepat.
"Saya dulu juga pernah melangkahi senior saya kok dan enggak ada masalah kan? Tito adalah perwira yang profesional dan dapat menghargai senior. Selama ini belum ada satu pun orang yang kasih komentar negatif," ujarnya.
Lebih jauh, Luhut mengungkapkan, sikap Tito dalam menanggapi senioritas sudah menjadi kajian Kompolnas.
Tito diakui pernah menolak dan memilih menyerahkan jabatan itu kepada seniornya.
"Itu salah satu sikap rendah hati saudara Tito," ucap Luhut.
Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla menilai positif terpilihnya Tito sebagai calon tunggal Kapolri.
Selain prestasi di internal Polri, Tito juga punya prestasi mumpuni di sisi akademik.
"Kita harapkan baik prestasinya di pendidikan juga prestasinya di lapangan," ujarnya,
Kalla berharap Tito mampu memenuhi janji mereformasi Polri jika telah resmi menjabat sebagai Kapolri.
"Sesuai dengan janjinya dia akan mereformasi kepolisian agar menjadi lebih baik dan lebih melayani," imbuhnya.
Saat ditanya soal perlu atau tidaknya Tito memilih Wakapolri dari jajaran jenderal senior di Polri, Kalla mengatakan hal itu bergantung pada situasi ke depan setelah Tito resmi dilantik Presiden Jokowi.
"Itu nantilah," tandasnya.
Pengamat Kepolisian Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) Bambang Widodo Umar menyatakan gesekan kalangan senior dan junior yang dikhawatirkan banyak pihak sulit ditampik.
Namun, potensi itu jangan sampai membuat Tito kendur dalam mengaplikasikan kinerjanya.
"Dilihat senior yang betul-betul independen dan selama ini menunjukkan kinerja yang sungguh-sungguh, ini perlu dirangkul juga, digabungkan antara junior dan senior," ujar Bambang saat berbincang dengan Media Indonesia, akhir pekan lalu.
Terkait dengan posisi Wakil Kapolri, Bambang menilai tidak ada salahnya jika Tito memilih pendamping yang juga seorang junior dengan visi dan misi perubahan yang sama.
Penunjukan Wakapolri dari seorang junior itu juga dilakukan untuk memperlihatkan konsistensi dari kebijakan Presiden yang ingin melihat Polri dipimpin para angkatan muda yang visioner.
"Kalau Presiden sudah membuat kebijakan berani mengangkat junior, apa salahnya kalau ada junior yang bagus, yang serius mengabdi kepada Polri, bukan yang cari bintang dan duit," jelasnya.
Bambang optimistis citra kepolisian di mata masyarakat akan semakin terangkat.
Ia berharap Tito dapat menunaikan tugas dengan baik. Jika tidak, yang terjadi ialah masyarakat akan semakin sulit memercayai institusi Polri.
"Kapolri harus berani bertindak dengan tegas dan membangun mental yang imparsial. Tidak memihak sesama polisi, menindak itu tanpa pandang bulu jangan karena ini titipan-titipan pihak tertentu akhirnya tidak dilaksanakan. Harus dihilangkan nepotisme pejabat tinggi," tegasnya. (Deo/Nyu/P-5)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved