Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
REKAM jejak calon Kapolri Komjen Tito Karnavian dibuka tiga institusi, yakni KPK, PPATK, dan Kompolnas dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi III DPR, di Jakarta, kemarin. Rapat berjalan mulus.
Ketiganya menyatakan rekam jejak Ketua BNPT itu tidak bermasalah. KPK dan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) mengungkapkan rekam jejak Tito bersih selama menjabat di kepolisian. Ketua KPK Agus Rahardjo mengatakan pihaknya tidak pernah menerima laporan terkait dengan Komjen Tito.
Selain itu, KPK juga tidak menemukan kejanggalan berdasarkan laporan harta kekayaan penyelenggara negara (LHKPN) selama ia menjabat penyelenggara negara. Tito tercatat menyerahkan LHKPN pada November 2014 dan Maret 2016.
"Tidak ada sesuatu yang aneh dalam LHKPN," tutur Agus.
Senada, Kepala PPATK Muhammad Yusuf pun menuturkan, kendati Tito tercatat pernah memiliki 14 rekening di bank swasta dan tiga rekening di bank BUMN, semuanya sudah ditutup.
Akan tetapi, setelah PPATK melakukan penelusuran tidak pernah ditemukan transaksi mencurigakan dari rekening milik Tito serta keluarganya.
"Kami tidak menemukan sesuatu yang tak wajar," tutur M Yusuf.
Selain mendengar masukan dari lembaga penegak hukum untuk mengetahui rekam jejak Tito, Komisi III juga mengundang Kompolnas.
Menko Polhukam yang juga merupakan Ketua Kompolnas Luhut Binsar Pandjaitan mengaku memang dekat dengan Tito disebabkan tugas kedinasan.
Menurut Luhut, sejak awal, Tito memang sosok yang potensial untuk dicalonkan sebagai Kapolri, walaupun dinilai terlalu muda.
Luhut membantah tudingan pencalonan Tito tanpa mempertimbangkan faktor senioritas di tubuh Polri. Pasalnya, masih ada jenderal bintang tiga lainnya yang merupakan angkatan di atas Tito.
"Setiap opsi yang akan diambil ada untung rugi. Proses pengambilan keputusan kami sudah lakukan dengan sangat cermat," jelas Luhut.
Berdasarkan pengakuan Luhut, hingga waktu terakhir penentuan calon Kapolri, Tito berkukuh enggan menerima jabatan itu mengingat banyak senior lain di atas angkatannya.
Komisioner Kompolnas Irjen (Purn) Bekto Suprapto menimpali faktor senior dan junior lebih merupakan subkultur di kepolisian, berbeda dalam konteks kedinasan. "Di TNI dan kepolisian itu biasa. Susilo Bambang Yudhoyono juga menyalip seniornya. Begitu pun Prabowo Subianto," ucap Bekto.
Isu BIN
Setelah pencalonan Tito, muncul kabar Wakil Kapolri Komjen Budi Gunawan akan dipromosikan sebagai Kepala Badan Intelijen Nasional (BIN) menggantikan Sutiyoso.
Saat menanggapi kabar tersebut, Ketua Komisi III Bambang Soesatyo mengatakan DPR telah mendengar kabar tersebut. Namun, hal itu belum dikonfirmasi pihak Istana.
"Nama pengganti Wakil Kapolri yang beredar ialah Komjen Syafruddin dan Irjen Lutfi Lubihanto," jelas politikus Partai Golkar itu. (Nov/P-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved