Tito: Senior tak Menjamin Dapat Loyalitas

Achmad Zulfikar Fazli/MTVN
16/6/2016 11:50
Tito: Senior tak Menjamin Dapat Loyalitas
(ANTARA/M Agung Rajasa)

MEMIMPIN kepolisian dinilai tidak bisa hanya berpatokan kepada angakatan. Pasalnya, angkatan senior tidak menjamin akan membuat situasi di kepolisian kondusif.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Komjen Tito Karnavian mengatakan, angkatan senior tidak menjamin akan mendapatkan loyalitas dari bawahan atau junornya. "Banyak organisasi yang senior bisa saja tidak diikuti junior," ujar Tito di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (16/6).

Menurut dia, pemimpin dari kalangan angkatan senior maupun junior sama saja. Yang terpenting, mereka dapat menunjukan komitmennya dalam memimpin.

"Junior pun kalau tunjukkan komitmen, juga dapat diikuti semuanya. Jadi bukan itu (masalah senior atau junior) nomor satu," kata Tito.

Begitu juga dengan institusi kepolisian. Menurut Tito, kepolisian mengacu kepada komando tunggal yang dipegang pimpinan Polri. Sehingga, siapapun yang menjadi pemimpin, perintahnya harus diikuti oleh seluruh bawahan tanpa memandang angkatan.

"Tradisi seperti ini harusnya diikuti. Yang berada di pucuk pimpinan polri juga boleh tunjukkan karakter leadership yang dapat diapresiasi komunitasnya," ujar dia.

Diketahui, Presiden Joko Widodo mengajukan Kepala BNPT Komjen Tito Karnavian sebagai calon kapolri kepada DPR. Tito jadi calon tunggal yang diajukan buat mengganti Jenderal Badrodin Haiti yang memasuki masa pensiun.

Tito mulai dikenal publik sejak menjabat sebagai Kapolda Metro Jaya. Sebelumnya, Tito juga pernah menjabat sebagai Kapolda Papua. Karir Tito cukup melesat. Belum setahun menjabat Kapolda Metro Jaya, Tito mendapat promosi dan ditunjuk sebagai Kepala BNPT.

Bersinggungan dengan terorisme bukanlah hal baru bagi Tito. Ia sempat bergabung dengan tim yang berhasil membongkar jaringan teroris pimpinan Noordin Moch Top. Ia didapuk menjadi Kepala Densus 88 Antiteror Mabes Polri karena prestasinya itu.

Prestasi lain Tito juga tak bisa dipandang sebelah mata. Tito menjadi lulusan Akpol 1987 pertama yang telah mampu menembus pangkat jenderal bintang tiga.

Tito termasuk polisi yang mendapat kenaikan pangkat luar biasa saat tergabung dalam tim Bareskrim, yang melumpuhkan teroris Dr Azahari dan kelompoknya di Batu, Malang, Jawa Timur, 9 November 2005. Dia mendapat penghargaan dari Kapolri saat itu, Jenderal Sutanto bersama dengan para kompatriotnya, Idham Azis, Petrus Reinhard Golose, serta Rycko Amelza Dahniel.(OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya