Tito : Presiden Menginginkan Reformasi Polri

Indriyani Astuti
16/6/2016 11:35
Tito : Presiden Menginginkan Reformasi Polri
(Antara/Yudhi Mahatma)

CALON Kapolri Komjen Polisi Tito Karnavian mengatakan yang terpenting saat ini dilakukan di tubuh Polri adalah reformasi kepolisian. Sehingga, pelayanan publik, profesionalisme penegakan hukum dan penanganan gangguan Kemanan dan Ketertiban Nasional yang menjadi tugas dari kepolisian lebih baik.

"Presiden paling utama menginginkan reformasi kepolisian," ujarnya di Kompleks Parlemen, Senayan, Kamis (16/6).

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) itu menyadari bahwa dirinya tergolong junior di institusi kepolisian. Namun, penunjukannya sebagai kapolri merupakan perintah dari Presiden sehingga tugas itu harus dijalankan dengan baik.

"Sebagai prajurit, tidak boeh melanggar perintah dari Presiden. Tentu saya akan lakukan semaksimal mungkin apapun resikonya. Prinsipnya saya akan merangkul semua pihak," imbuh Tito.

Presiden Joko Widodo telah menyampaikan surat kepada DPR RI perihal pencalonan Tito Karnavian sebagai calon tunggal kapolri untuk disetujui pada Rabu (15/6). Mulanya nama Tito tidak masuk dalam usulan Wanjakti sebagai calon kapolri karena faktor usia yang lebih muda (angkatan 1987). Selain itu ada sejumlah senior di kepolisian lainnya seperti Wakapolri Budi Gunawan (angkatan 83), Kepala BNN Budi Waseso (angkatan 84), dan Irwasum Dwi Priyatno (angkatan 82). Namun Tito dianggap sebagai salah satu calon potensial.

Menanggapi hal itu, Tito menyatakan dalam bertugas dia tidak pernah kesulitan bekerja sama dengan senior di kepolisian. Menurutnya, diperlukan koordinasi dan kerja sama dari semua pihak untuk mereformasi institusi polri supaya kembali mendapat kepercayaan dari publik.

"kita bersama-sama dalam satu ikatan baik senior dan junior berusaha membangun itu. Dukungan dari internal dan ekseternal dibutuhkan," imbuhnya.

Dia pun percaya tidak akan ada gesekan atau konflik internal Polri mengenai penunjukannya, sebab Kepolisian adalah organisasi yang berasaskan komando tunggal. Jadi siapapun pimpinan Polri, perintahnya harus diikuti.

"Siapapun yang menjadi pimpinan Polri, dia harus menunjukan leadership yang bisa diapresasi oleh komunitasnya. Jadi tidak bisa menjamin senioritas pasti mendapatkan loyalitas, yang senior bisa saja tidak diikuti oleh junior," tegas Tito.

Ketika ditanya ada unsur kedekatan antara dirinya dan Menkopolhukam Luhut Binsar Panjaitan di balik penunjukannya, Tito menyampaikan Luhut adalah koordinator harian dari banyak Kementerian dan Lembaga termasuk BNPT yang diketuainya.(OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya