Ajang Pembuktian Ahok

Christian Dior Simbolon
07/6/2016 07:05
Ajang Pembuktian Ahok
(ANTARA/RENO ESNIR)

PEMILIHAN Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta pada 2017 mendatang akan menjadi pembuktian bagi karier politik Basuki Tjahaja Purnama atau yang akrab disapa Ahok.

Pilkada DKI akan menjadi penentu berlanjutnya sepak terjang Ahok di dunia perpolitikan Tanah Air.

"Tentunya Ahok juga harus konsisten dengan kebijakan-kebijakan yang baik dan tepat untuk Jakarta. Selama Ahok bisa menang di pilkada, tentu akan berlanjut (sepak terjangnya). Kita akan lihat nanti," ujar pengamat politik LIPI Syamsuddin Haris saat dihubungi di Jakarta, kemarin.

Fenomena Ahok, lanjut Syamsuddin, telah menciptakan kebingungan di kalangan partai politik.

Keberanian Ahok dengan kebijakan-kebijakan dan langkahnya untuk menempuh jalur independen juga telah mendobrak sistem politik yang cenderung dikuasai elite partai dan pebisnis kaya.

"Bukan hanya akan menyenggol, Ahok telah menimbulkan kepanikan partai-partai politik dan menyenggol kepentingan pebisinis. Selama tetap konsisten, Ahok akan bisa bertahan dari berbagai serangan. Hanya dengan begitu, simpati publik kepadanya juga akan tetap tinggi," jelas dia.

Tidak hanya di Indonesia, nama Ahok kini makin mendunia.

Harian The New York Times, Minggu (5/6), mengupas sosok gubernur fenomenal itu.

Dalam artikel, mantan Bupati Belitung Timur itu digambarkan sebagai sosok yang mampu mengguncang sistem politik Indonesia yang umumnya dikuasai elite-elite politik dan pebisnis kaya.

'Basuki telah bersumpah untuk mempertahankan posisinya sebagai gubernur lewat jalur independen. Tujuan utamanya untuk memisahkan dirinya dari parpol-parpol kuat yang muncul pada era transisi menuju demokrasi yang dimulai setelah runtuhnya pemerintahan Soeharto pada 1998', tulis harian itu.

Dalam artikel, New York Times mengutip periset di program Ilmu Indonesia di Institut Studi Asia Tenggara-Yusof Ishak yang berbasis di Singapura, Charlotte Setijadi.

Menurut Charlotte, Ahok menampilkan dirinya sebagai sosok alternatif melawan sistem politik yang memuakkan banyak rakyat Indonesia.

"Keberaniannya itu akan membantu Ahok meraup suara pada pilkada mendatang," ujar Charlotte.

Syamsuddin menambahkan Ahok baru menjadi sosok sentral di tingkat provinsi, tetapi fenomenanya telah menjadi inspirasi bagi kepala daerah lain di Indonesia.

Teman Ahok

Mengenai keberangkatan dua pendiri Teman Ahok ke Singapura baru-baru ini, Ahok mengatakan baru mengetahui hal itu setelah ada kejadian penahanan di kantor imigrasi negara tetangga itu.

"Saya enggak tahu. Saya tahunya setelah ada orang kirimi ke saya berita waktu kedua orang itu ditawan di imigrasi Singapura," kata Ahok di Balai Kota DKI, Jakarta, kemarin.

Setelah mendengar kejadian itu, kata dia, pihaknya segera menghubungi Duta Besar Singapura untuk Indonesia Anil Kumar Nayar.

Dia menjelaskan Singapura memang punya peraturan yang melarang warga negara asing datang dengan kegiatan berbau politik. (Ssr/P-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya