Presiden Mengajak Amalkan Pancasila

Rudy Polycarpus
02/6/2016 08:00
Presiden Mengajak Amalkan Pancasila
(SETPRES/AGUS SUPARTO)

PANCASILA merupakan pemersatu bangsa Indonesia dalam menghadapi tantangan global, seperti terorisme, ekstremisme, dan radikalisme. Di saat bangsa-bangsa lain masih goyah dalam mengelola keragaman dan perbedaan, Indonesia telah memiliki Pancasila sebagai ideologi bangsa sejak lama.

Presiden Joko Widodo menegaskan hal itu dalam sambutan di acara Peringatan Pidato Bung Karno 1 Juni 1945 di Gedung Merdeka, Bandung, Jawa Barat, kemarin. Presiden menambahkan, berdasarkan hasil pertemuannya dengan para pemimpin dunia dari Jepang, AS, dan Eropa, mereka mengakui Pancasila sebagai penjaga perdamaian dalam mengelola kemajemukan Indonesia. Indonesia pun mendapatkan pengakuan sebagai negara yang mampu menjaga toleransi di tengah-tengah perbedaan, sekaligus menjadi referensi dunia.

“Saat negara maju sedang gelisah, sedang galau, sedang resah, toleransi mereka terkoyak, solidaritas terbelah, ketertiban sosial terganggu, kita beruntung mempunyai Indonesia dengan Bhinneka Tunggal Ika, beradab dan menjaga toleransi. Indonesia bisa menjadi referensi negara lain dan semua itu karena kita punya Pancasila,” tandas Presiden.

Karena itu, Jokowi mengajak masyarakat mengamalkan nilai-nilai Pancasila seperti yang ditanamkan para pendiri bangsa. Presiden optimistis pengamalan Pancasila bisa membawa Indonesia keluar sebagai pemenang dalam era kompetisi global.

Presiden juga mengingatkan, syarat utama untuk maju sebagai bangsa pemenang ialah mau bekerja keras dan bergotong royong sebagaimana yang pernah disampaikan Bung Karno di depan sidang BPUPKI pada 1 Juni 1945.

Sekaligus untuk menutup sambutannya, Presiden menetapkan 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila dan hari libur nasional.

Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri, yang juga mewakili keluarga Bung Karno, mengucapkan terima kasih kepada pemerintah atas pengakuan 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila. “Sudah semestinya 1 Juni ditetapkan sebagai Hari Lahir Pancasila,” ungkap Megawati yang sempat terisak saat berpidato.

Megawati berharap bangsa Indonesia kembali kepada nilai-nilai ketuhanan dan musyawarah mufakat untuk keadilan sosial, serta bangkit dengan spirit Pancasila. “Pancasila adalah prinsip dasar sekaligus jalan penerang yang ikut terus berjalan,” ujarnya.

Tanpa ada Pancasila, kata Mega, tidak akan ada Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Implementasi
Acara Peringatan Pidato Bung Karno 1 Juni 1945 juga dihadiri Ketua MPR Zulkifli Hasan, Ketua DPR Ade Komarudin, Ketua DPD Irman Gusman, Wakil Presiden ke-11 Boediono, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, dan para menteri Kabinet Kerja.

Setelah acara peringatan tersebut, Presiden bersama rombongan berjalan kaki menuju monumen tempat Bung Karno dipenjara, yang terletak di Jalan Banceuy, Bandung. Monumen berupa satu kamar sel penjara itu ialah sebuah kamar berukuran 2,5 x 1,5 meter yang dahulu pernah dihuni Soekarno.

Ketua MPR Zulkifli Hasan menyatakan Pancasila merupakan dasar dan ideologi negara Indonesia yang sudah final, tapi masih menyisakan pekerjaan rumah terkait implementasi nilai-nilainya.

Karena itu, Ketua DPR Ade Komarudin mengajak seluruh elemen bangsa merefleksikan dan menginternalisasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa-bernegara. Ia mengatakan Pancasila adalah sebuah konsepsi dan cita-cita yang harus diwujudkan.

“Melalui Pancasila, bangsa kita mempunyai pedoman serta arah dan tujuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.” (BU/EM/X-7)

rudy@mediaindonesia.com



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya