Waspadai Kesenjangan Sosial

Rudy Polycarpus
30/5/2016 10:50
Waspadai Kesenjangan Sosial
(MI/Susanto)

PARTAI Amanat Nasional (PAN) menggelar Rapat Kerja Nasional II sekaligus Silaturahim Nasional. Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan mengajak semua elemen bangsa untuk mewaspadai musuh utama bang­sa, yakni kesenjangan sosial.

Hal itu dirasakan Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat tersebut dari hasil safarinya ke sejumlah daerah. "Kesenjangan nyata ada di hadapan kita, kesenjangan individu, antara pusat dan daerah. Itu ancaman nyata bagi negeri kita," tuturnya saat memberikan pidato pembukaan Ra­kernas II PAN di Jakarta, kemarin.

Zulkifli juga mengingatkan pimpinan kementerian dan lembaga di eksekutif agar memperhatikan persoalan tersebut. Lebih jauh ia berpesan kepada kader PAN yang diduduk di eksekutif dan legislatif agar menjaga amanat rakyat dengan tidak menyalahgunakan kekuasaan.

"Hati-hatilah dengan kekuasaan yang berada di tangan saudara. Jika kebijakan saudara untuk kepentingan bersama, tentu rakyat bukan saja mematuhi kebijakan, melainkan bahkan mereka juga akan bahu-membahu membantu saudara," tegasnya.

Sejumlah elite politik tampak hadir, seperti Presiden Ke-5 RI Megawati Soekar­noputri, Ketua DPD Irman Gusman, Ketua DPR Ade Komarudin, Wakil Ketua MPR Oesman Sapta Odang, Ketua Umum PPP Romahurmuziy, Sekjen PKB Abdul Kadir Karding, dan Sekjen PKS Mustafa Kamal.

Presiden Joko Widodo yang dijadwalkan hadir mendadak membatalkan kedatang­annya dan digantikan Menko Polhukam Luhut Binsar Panjaitan. Presiden dalam pesannya yang dibacakan Luhut berjanji bahwa pemerintah tengah berupaya untuk memerangi korupsi, serta persoalan kemiskinan yang tidak kunjung beres di negeri ini sebagai amanat reformasi.

Agenda reformasi lain yang harus dituntaskan ialah membuka lapangan pekerjaan hingga mempersempit kesenjangan pendapatan per kapita rakyat Indonesia. Luhut menyebutkan angka pengangguran dan indeks rasio Gini Indonesia cukup besar.

"Kita butuh persatuan, gotong royong, dan kesatuan gerak semua elemen, termasuk PAN. Kini saatnya lebih fokus menanggulangi korupsi, kolusi, nepotisme, dan kemiskinan," ucapnya.

Konsolidasi
Rakernas yang digelar pada 27-30 Mei itu sekaligus menjadi ajang konsolidasi PAN menjelang pilkada serentak 2017 serta Pemilu 2019. Dalam rakernas, pe-serta akan membahas dua hal, yakni internal dan eks­ternal PAN. Persoalan internal, misalnya, penyempurnaan sejumlah aturan partai.

Akan ada 23 peraturan partai yang akan disempurnakan sekaligus disesuaikan dengan AD/ART PAN yang telah disahkan dalam Kongres PAN 2015. Untuk persoalan eksternal, peserta akan membahas sejumlah isu, mulai kesejahteraan masyarakat, kejahatan seksual, hingga kursi di kabinet.

Sekjen PAN Eddy Soeparno mengaku pertemuan intensif sudah dilakukan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan dengan Presiden Jokowi.

Namun, Eddy menegaskan PAN tidak terpengaruh oleh tawaran kursi di kabinet. Bentuk dukungan PAN dilakukan dengan cara menginstruksikan kader mereka di daerah untuk mendukung program pemerintah.

"Kita sudah menyatakan bergabung tanpa syarat. Agar pemerintahan solid, eksekutif kita di daerah sudah diinstruksikan untuk akselerasi penyerapan anggaran dan mereka adalah ujung tombak," tandasnya. (P-4)

rudy@mediaindonesia.com



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ricky
Berita Lainnya