Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
LEMBAGA Ketahanan Nasional (Lemhannas) genap berusia 51 tahun hari ini.
Sebagai institusi yang berorientasi pada pencapaian tujuan nasional Indonesia,
Lemhannas dituntut menjadi lembaga pendidikan dan kajian yang memiliki standar sebagai lembaga kelas dunia.
Apa saja yang telah dan akan terus dilakukan untuk merealisasikan harapan-harapan itu.
Berikut wawancara reporter Media Indonesia Golda Eksa dengan Gubernur Lemhannas Letjen (Purn) Agus Widjojo di Jakarta, kemarin.
Menurut Anda, seperti apa kondisi ketahanan nasional bangsa saat ini?
Ukuran ketahanan nasional dibagi dalam lima strata, yaitu sangat tangguh, tangguh, cukup tangguh, kurang tangguh, dan rawan.
Secara umum pada 2016 relatif stabil, hanya saja cenderung menurun ketimbang tahun sebelumnya.
Pada tahun ini ketahanan nasional mendapatkan angka 2,5456 dan 2,5638 di 2015.
Itu diukur berdasarkan metodologi ketahanan nasional yang terdiri atas pancagatra, trigatra, dan totalitasnya 8 yang dinamakan astagatra.
Di HUT ke-51 ini apa saja capaian Lemhannas?
Lemhannas punya 3 fungsi: mendidik calon pimpinan na-sional, memberikan pembe-kalan mengenai pemantapan nilai kebangsaan, dan melakukan pengkajian-pengkajian strategis.
Hasil yang dicapai Lemhannas mempunyai pengaruh di dalam penyebarannya, seperti membangun laboratorium pengukuran kepemimpinan dan laboratorium pengukuran ketahanan nasional yang terbuka bagi daerah apabila ingin memanfaatkannya.
Saat Anda dilantik Presiden Jokowi mengamanatkan Lemhannas ke luar ruang kelas dan terjun ke lapangan. Bagaimana Anda menafsirkan ini?
Saya melihatnya sebagai efektivitas dan efisiensi.
Jangan sampai ada duplikasi terutama dalam rangka pembangunan kelembagaan ataupun hal lain yang berbentuk struktural.
Jadi, kalau sudah ada di dalam sistem dan mekanika dari lembaga pemerintah, mengapa tidak digunakan walaupun itu untuk menyalurkan dari fungsi-fungsi Lemhannas.
Sebetulnya sebagian sudah dilakukan.
Kalau ada permintaan pembekalan pemantapan nilai kebangsaan, Lemhannas mengeluarkan tim-tim kecil ke daerah sehingga tidak semuanya peserta dibawa ke Jakarta dan berada di ruang kelas (Gedung Lemhannas).
Seperti apa Anda di Lemhannas ikut mewujudkan Program revolusi mental yang dicanangkan Presiden?
Revolusi mental ialah konsep yang sangat luas dan terkadang memasuki perbatasan yang gradual antara konkret dan abstrak.
Abstrak bisa dimulai dari karakter, disiplin diri, sampai ketentuan yang bersifat fisik dari seseorang ataupun organisasi.
Semua dimulai dari diri sendiri dan menuju titik yang sama, yaitu menampilkan kinerja yang optimal dan memenuhi segala ketentuannya sehingga mendukung bagi operasionalisasi sebuah sistem nasional yang efisien dan efektif.
Bagaimana menjadikan Lemhannas sejajar dengan lembaga think tank kelas dunia?
Kita bekerja sama dengan lembaga-lembaga yang mempunyai fungsi sejenis, baik tingkat nasional maupun internasional.
Di tingkat nasional, kita kerja sama dengan Universitas Gadjah Mada, Universitas Indonesia, dan CSIS.
Internasional contohnya CDSS (Centre for Defence and Strategic Studies) Australia.
Kita akan selalu mengembangkan seluas mungkin kerja sama itu dan tentunya selektif bagi kami.
Apakah hasil pengkajian Lemhannas bisa dipakai oleh pemerintah?
Bisa.
Kita usahakan semaksimal mungkin dengan menjaga kualitas dari pengkajian yang dihasilkan oleh Lemhannas.
Kami juga tidak bisa untuk mengatakan bahwa hasil kajian yang kami serahkan harus digunakan.
Itu sepenuhnya ada pada kewenangan pengguna dalam hal ini pemerintah, tetapi tanggung jawab yang ada pada kami, ya melakukan pengkajian dan menghasilkan kajian-kajian dengan kualitas sebaik mungkin.
Bagaimana Anda melihat isu komunisme yang akhir-akhir ini muncul kembali?
Kalau dikaitkan dengan ketahanan nasional, ya kita uji saja. (P-5)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved