Toleransi di Pangkal Pinang telah Mengakar

08/5/2016 09:15
Toleransi di Pangkal Pinang telah Mengakar
()

MASYARAKAT yang dapat hidup berdampingan secara damai meskipun berbeda suku dan agama merupakan bukti tingginya toleransi umat beragama di Pangkal Pinang, Provinsi Bangka Belitung.

Toleransi itu tecermin ketika Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) dipercaya meng­angkat peti jenazah Mgr Hilarius Moa Nurak SVD, pemimpin Katolik Pangkal Pinang dan Batam, untuk dimakamkan di Gua Maria Ratu Para Imam, kompleks Keuskupan Pangkal Pinang, Senin (2/5).

Ketua Pimpinan Wilayah GP Ansor Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Masmuni Mahatma, mengatakan apa yang mereka lakukan itu berdasarkan nama kemanusiaan yang sesuai dengan syariat Islam dan tidak melihat perbedaan agama.

"Kan Islam mengajari kita saling menghormati dan membantu sesama umat. Jangan-kan manusia, hewan pun akan kita bantu," kata Masmuni.

Karena itu, sebagai manusia yang harus saling membantu, dirinya mengerahkan enam anggota, di antaranya Ketua DPC Ansor Pangkal Pinang dan Bangka Tengah, untuk memikul peti jenazah setelah dikeluarkan dari Keuskupan Pangkal Pinang.

Menurut Masmuni, Uskup Hilarius Moa Nurak merupakan sesepuh Keuskupan Pangkal Pinang yang dikenal masyarakat dan telah beker-ja sama dengan GP Ansor, di antaranya dalam seminar agama dan kemanusiaan serta lahirnya komunitas Gurindam Babel, yaitu perhimpunan tokoh lintas agama di Babel.

Wali Kota Pangkal Pinang, Irwansyah, mengaku apa yang dilakukan GP Ansor merupakan bukti toleransi umat beragama di Pangkal Pinang begitu tinggi dan tidak memandang asal suku dan agama.

Di tempat terpisah, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pangkal Pinang, Akhmad Alfian, menyebutkan orang Bangka terbentuk dari empat etnik, yaitu Bangkanese yang terdiri atas orang darat dan orang laut serta orang Tiongkok dan orang Melayu setelah Perang Bangka pada 1851 M.

Sikap saling menolong dan menghormati dan toleransi sosial pada masyarakat di Pulau Bangka, menurutnya, sudah terbangun sejak lama. "Tidak hanya tampak pada saat kehidupan, tapi juga tampak saat kematian, misalnya, makam China Sentosa tidak hanya diperuntukkan Kong Hu Cu, tetapi juga ada makam umat Islam. (RF/P-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ricky
Berita Lainnya