Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
RENCANA patroli militer bersama antara Indonesia, Malaysia, dan Filipina di kawasan yang rawan perompakan dikhawatirkan bisa mengganggu upaya pembebasan empat WNI anak buah kapal yang disekap kelompok militan Abu Sayyaf.
Pakar hukum internasional Hikmahanto Juwana mengatakan hal itu menanggapi salah satu butir kesepakatan pertemuan trilateral Indonesia, Malaysia, dan Filipina di Yogyakarta, Kamis (5/5), yakni soal patroli laut bersama ketiga negara tersebut.
"Perlu diingat pembebasan 10 sandera kemarin karena pemberontak sangat menghormati posisi Indonesia yang tidak menggunakan kekuatan militer dan sangat membantu mereka dalam proses perdamaian tanpa penggunaan kekerasan," kata guru besar hubungan internasional UI itu saat dihubungi, kemarin.
Menurut dia, jangan sampai ada kesan dari kelompok Abu Sayyaf bahwa militer Indonesia dalam patroli bersama berpihak pada militer Filipina untuk menyerang mereka.
Dia berpandangan WNI sebenarnya bukan tujuan utama penyanderaan.
Dalam kasus 10 sandera sebenarnya yang menjadi target ialah orang kaya tertentu.
Bahkan, tidak semua sandera ialah anak buah kapal karena ada misionaris bahkan wisatawan.
Mengenai pembebasan empat WNI, pemerintah membuka diri terhadap berbagai pihak yang akan membantu menyelamatkan.
"Kami terbuka dengan siapa saja yang ingin membantu, tapi harus terkoordinasi. Tentunya (pembebasan) harapan kami lebih cepat lebih baik, tapi ini tentu melihat perkembangan di lapangan," kata Wakil Presiden Jusuf Kalla di Jakarta, Rabu (4/5).
Kalla menegaskan pemerintah tak akan pernah membayar tebusan yang dituntut kelompok Abu Sayyaf.
Menurutnya, membayar tebusan sama saja dengan melanggengkan aksi-aksi penyanderaan di masa depan.
Sebelumnya, 10 WNI yang di-sandera kelompok Abu Sayyaf di Filipina Selatan bisa dibebaskan.
Sejumlah elemen terlibat dalam pembebasan itu, termasuk Tim Kemanusiaan Surya Paloh.
Presiden Joko Widodo menjelaskan pemerintah mengetahui letak keberadaan keempat anak buah kapal tunda TB Henry dan tongkang Cristi yang disekap sejak 15 April lalu.
"Yang jelas, lokasinya sudah tahu, di pulau mana sudah tahu. (Tapi) faksinya berbeda dengan kemarin," kata Jokowi di Istana Kepresidenan Yogyakarta, Gedung Agung, Kamis (5/5).
Proses pembebasan keempat WNI itu, lanjut Presiden, dibahas dalam pertemuan trilateral tersebut.
Senada, Menteri Luar Negeri Retno Lestari Priansari Marsudi mengatakan pemerintah terus memantau keadaan keempat WNI.
"Alhamdulillah mereka saat ini dalam keadaan baik," kata Menteri Retno setelah pertemuan trilateral dengan Menlu Malaysia dan Filipina di Yogyakarta.
Susun SOP
Terkait dengan hasil pertemuan trilateral di Yogyakarta, tim dari Markas Besar Tentara Nasional Indonesia saat ini tengah menyusun standard operating procedure (SOP) untuk menggelar patroli bersama tentara Filipina dan Malaysia.
"Tim TNI langsung bekerja. Mudah-mudahan minggu depan SOP dari tim kita sudah selesai, termasuk soal pasukan, biaya, dan sebagainya," ujar Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjen Tatang Sulaiman saat dihubungi di Jakarta, kemarin. (Dio/AT/TS/Aya/X-6)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved