Tiada Tempat Aman buat Koruptor

Pol/Gol/Tes/Deo/X-9
22/4/2016 06:15
Tiada Tempat Aman buat Koruptor
(MI/ADAM DWI)

TAK cuma Samadikun Hartono, Tim Pemburu Koruptor juga berhasil memulangkan Hartawan Aluwi.

Kesuksesan itu membawa pesan kuat bahwa tidak ada tempat yang aman buat koruptor.

Samadikun ialah mantan Presiden Komisaris Bank Modern yang divonis empat tahun karena terbukti mengorupsi dana bantuan likuiditas Bank Indonesia (BLBI) senilai Rp2,5 triliun, dengan kerugian negara Rp169 miliar.

Ia kabur sejak 2003 dan baru bisa dibawa pulang tadi malam setelah ditangkap di Tiongkok, 14 April lalu.

Tanpa diborgol, Samadikun tiba di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, pukul 21.00 WIB.

Wajahnya pucat tanpa ekspresi.

Ia selanjutnya diperiksa di Kejaksaan Agung, lalu dijebloskan ke Rutan Salemba.

Keberhasilan memulangkan Samadikun disusul dengan kesuk-sesan penangkapan Hartawan di Singapura, kemarin.

Hartawan selaku Komisaris PT Antaboga menjadi terpidana 14 tahun dalam kasus Bank Century dengan kerugian negara US$178 juta.

Sejak 2012 ia menjadi buron dan tadi malam dipulangkan lewat Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.

"Ada kabar gembira satu lagi. Hari ini (kemarin) kami pulangkan yang namanya Hartawan Aluwi," ujar Jaksa Agung HM Prasetyo sebelum memantau kedatangan Samadikun.

Jaksa Agung menyatakan keberhasilan memulangkan Samadikun dan Hartawan merupakan penyuntik semangat bagi Tim Pemburu Koruptor.

Keberhasilan itu juga tak lepas dari kecanggihan alat sadap milik kejaksaan yang selama ini jarang digunakan karena terbentur perizinan.

"Sekarang kami gunakan untuk menangkap buron. Kami memiliki moto, tidak ada tempat yang aman buat mereka. Sudah 86 buron yang kami amankan."

Prasetyo menambahkan, kesuksesan menangkap buron di mancanegara tak lepas pula dari kerja sama apik dengan berbagai pihak, termasuk Badan Intelijen Negara (BIN).

Kepala BIN Sutiyoso yang langsung membawa pulang Samadikun dari Tiongkok mengatakan penangkapan pria berusia 68 tahun itu menjadi langkah awal untuk membekuk buron lainnya.

"Ada 28 koruptor yang kami pantau. Kami pasti tangkap mereka karena ini menyangkut kewibawaan negara," tuturnya dalam jumpa pers di Ruang VIP Bandara Halim Perdanakusuma.

Pemulangan para buron, imbuh Bang Yos, butuh kerja keras karena sebagian dari mereka mengganti identitas, bahkan ada yang meng-ubah wajah.

Samadikun, misalnya, memiliki dua paspor, yakni paspor Dominika dan Gambia.

Terkait dengan tidak diborgolnya Samadikun, Jaksa Agung beralasan karena yang bersangkutan kooperatif.

Namun, menurut peneliti ICW Emerson Yuntho, perlakuan itu mengesankan pemerintah membentangkan karpet merah untuk buron BLBI.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya