Djan Faridz akan Cabut Gugatan jika Kader PPP ini Menang di Muktamar

M Rodhi Aulia/MTVN
09/4/2016 13:47
Djan Faridz akan Cabut Gugatan jika Kader PPP ini Menang di Muktamar
(ANTARA)

POLITIKUS PPP Epyardi Asda mengaku berminat bertarung di arena pemilihan ketua umum PPP dalam Muktamar ke-VIII PPP. Kemenangan Epyardi berarti penting bagi Ketua Umum PPP hasil Muktamar Jakarta Djan Faridz yang menolak penyelenggaraan muktamar.

"Saya ditelepon oleh Djan Faridz, beliau katakan apakah saya benar mau maju? Saya katakan insya allah karena saya ikut ramaikan di sana (Muktamar PPP). Beliau katakan maju terus, saya dukung dan kalau Anda menang, saya akan cabut gugatan di pengadilan," kata Epyardi Asda di sela-sela Muktamar, di Asrama Haji, Pondok Gede, Jakarta Timur, Sabtu (8/4).

Wakil Ketua Umum PPP hasil Muktamar Jakarta ini sempat malu dan takut dengan keinginannya maju dan bertarung di Muktamar ini. Epyardi takut dianggap pengkhianat oleh ketua umumnya. Karena Epyardi, semula, bergerak tanpa sepengetahuan Djan.

Epyardi memaksakan diri hadir ke Muktamar ini karena pemerintah menghargai Suryadharma Ali dengan mengaktifkan kembali kepengurusan PPP hasil Muktamar Bandung. Muktamar ini pun diyakini sebagai ajang persatuan antara eks pengurus hasil Muktamar Jakarta dan Surabaya.

Tanpa disangka, Epyardi menghubungi Djan Faridz yang bersikukuh menganggap muktamar ini tidak sah. Dan dalam sambungan telepon, Djan sedikit melunak dan menjanjikan akan mencabut gugatannya jika Epyardi dapat memenangkan kontestasi.

"Mudah-mudahan menang dan saya (Djan) akan mencabut gugatan pengadilan'. Saya kaget juga. Itu yang disampaikan pak Djan," tukas dia.

Epyardi mengaku berhak mencalonkan diri karena memiliki pengalaman. Di antaranya Ketua DPP hasil Muktamar Bandung, Waketum hasil Muktamar Jakarta dan tiga priode di DPR RI.

"Saya enggak boleh klaim. Tapi 70 persen (pemegang hak suara) sudah temui saya. Hampir semua. Dan yang ketemu itu koordinator cabang, bukan wilayah. Karena wilayah punya suara satu dan cabang punya satu," ucap dia.

"DPC ada 380 yang dukung saya. Itu kata mereka ya. Siapa yang akan mereka pilih hanya Allah yang tahu. Saya dukung siapa saja yang menang asal gentle," imbuh dia.

Epyardi menegaskan kontestasi ini tidak boleh dilakukan dengan sistem aklamasi. Epyardi tidak takut melawan siapa pun. Termasuk melawan eks Ketua Umum PPP hasil Muktamar Surabaya Romahurmuziy.

"Dalam sejarah (PPP) tak ada aklamasi, kecuali sengketa pas di Surabaya dan Jakarta, karena enggak ada lagi yang mau maju," pungkas dia.

Epyardi pun sudah berkoordinasi berkali-kali dengan Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly. Jika dalam muktamar ini ternyata dirinya yang mendapatkan mandat dari peserta muktamar.

"Kalau saya didukung, saya tanya apakah akan diberi SK dan Yasonna katakan, jika benar didukung, 1000 persen akan saya SK-kan. Karena itu kesepakatan dari PPP sendiri," tandas dia. (OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya