Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
KETUA Umum DPP Projamin (Pro Jokowi-Maruf Amin) Ambroncius Nababan mendatangi Mabes Polri untuk memenuhi panggilan terkait unggahan yang bernada rasial terhadap mantan Komisioner Komnas HAM, Natalius Pigai.
Ambroncius menjelaskan unggahan itu bersifat personal antara dirinya dengan Natalius. Ia membantah telah berbuat rasial dan hanya mengunggah foto itu sebagai sindiran terhadap Natalius.
"Sebenarnya itu hanya untuk untuk pribadi. Jadi, saya dengan pribadi Natalius Pigai. Jadi, sekarang sudah mulai berkembang saya melakukan perbuatan rasis. Sebenarnya tidak ada. Saya bukan rasis," kata Ambroncius di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (25/1).
Politikus Hanura itu mengatakan bahwa unggahannya itu berawal dari pernyataan Natalius yang menolak vaksin covid-19 Sinovac dan lebih memilih membeli vaksin dari luar negeri. Ia mengatakan semua orang boleh saja tidak setuju. Namun, ia menyayangkan Natalius berbicara di muka publik terkait penolakan itu.
"Pak Pigai tolong anda kalau memang tidak setuju Sinovac itu tidak masalah. Semua orang bisa gak setuju, tapi jangan anda ekspos ke luar bahwa anda tidak percaya dengan Sinovac," kata Ambroncius.
Baca juga: Polri Tindaklanjuti Kasus Dugaa Penyerobotan Tanah PTPNVIII
Selain itu, Ambroncius mengaku tidak membuat foto Natalius yang disandingkan dengan Gorilla itu. Ia mengatakan foto itu sudah banyak beredar dan bukan buatannya.
Namun, ia mengakui membuat kata-kata pada unggahan itu. Unggahan itu ditujukan untuk pribadi Natalius dan bukan untuk masyarakat Papua.
"Saya juga diangkat warga Papua. Saya juga sebagai anak Papua. Jadi tidak aakan mungkin saya melakukan rasis kepada suku Papua apalagi ke NP," katanya.
Sebelumnya, Natalius mantan mengunggah foto tangkapan layar berisi ujaran rasial di akun Facebook Ambroncius Nababan. Di dalam tangkapan layar itu terdapat foto Natalius disandingkan dengan foto gorila disertai komentar terkait vaksin.
"Edodoeee pace. Vaksin ko bukan sinovac pace tapi ko pu sodara bilang vaksin rabies," tulis akun Ambroncius Nababan dalam foto yang diunggah akun Twitter @NataliusPigai2, Minggu (24/1). (OL-4)
Bawaslu DKI Jakarta meluncurkan pemetaan kerawanan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi DKI Jakarta 2024, Kamis (1/8).
Kritik membangun merupakan kritikan yang biasanya berupa saran-saran. Kritik tajam biasanya bersifat akurat, tepat, dan mendukung.
Minimnya etika digital dalam bersosial di media daring sayangnya terus terjadi di Tanah Air.
Calon perdana menteri petahana India, Narendra Modi, menghadapi tuduhan menyakiti perasaan umat Muslim India setelah mengeluarkan ujaran kontroversial di tengah kampanye pemilu.
PASKAH menunjukkan secara kasatmata bahwa Yesus datang ke tengah dunia untuk menyelesaikan persoalan esensial dan sentral tentang kebencian yang sering mewarnai hidup manusia.
Dalam Pemilu 2024, ujaran kebencian dan hoaks jauh menurun tapi diganti kategori lain yaitu netralitas aparat dan penggunaan sumber daya publik untuk memenangkan calon tertentu.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved