Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
PEMERINTAH terus mengupayakan pembebasan 10 WNI yang disandera kelompok Abu Sayyaf.
Presiden Joko Widodo meminta jaminan kepada Presiden Filipina Benigno Aquino III atas keselamatan mereka setelah tentara Filipina menolak bantuan militer Indonesia.
Menurut Kepala Badan Intelijen Negara Sutiyoso, Jokowi menelepon langsung Benigno Aquino III.
"Iya tadi komunikasi," ujarnya seusai bertemu Presiden di Istana Kepresidenan, Jakarta, kemarin.
Dalam pembicaraan lewat telepon, Jokowi meminta jaminan keselamatan 10 WNI anak buah kapal tunda Brahma 12 dan tongkang Anand 12 yang disandera sejak Sabtu (26/3) itu.
Penyandera meminta tebusan 50 juta peso (sekitar Rp15 miliar) dan memberikan batas waktu hingga 8 April.
Jaminan keselamatan dari pemerintah Filipina diminta Presiden karena Armed Forces of the Philippines (AFP) belum juga membuka pintu bagi pasukan Indonesia untuk ikut membebaskan sandera.
Sutiyoso menilai penolakan itu sebagai sesuatu yang lumrah untuk menjaga harga diri.
Nasib ke-10 WNI yang disandera menjadi tanggung jawab Filipina karena penyanderaan terjadi di wilayah mereka.
"Bila terjadi di wilayah Indonesia, pemerintah kita juga melakukan hal serupa."
Hingga saat ini, imbuh Sutiyoso, Indonesia dan Filipina terus bernegosiasi dengan kelompok Abu Sayyaf.
Lokasi penyanderaan sudah diketahui pula. Para sandera dipisah menjadi dua kelompok, tetapi di lokasi yang berdekatan.
Selain ke-10 WNI, ada 11 orang lainnya yang juga disandera.
Mereka berasal dari Kanada, Norwegia, Belanda, Italia, dan Filipina.
Komunikasi intensif juga terus dijalin Menlu RI Retno Marsudi dengan Menlu Filipina untuk menjajaki opsi terbaik pembebasan sandera.
Menurut dia, kondisi dan posisi WNI yang disandera telah diketahui.
Ia menekankan kembali bahwa keselamatan ke-10 WNI itu menjadi prioritas.
Sekretaris Kabinet Pramono Anung menegaskan, meski beragam upaya ditempuh demi keselamatan sandera, pemerintah memastikan tidak akan membayar tebusan yang diminta penyandera.
"Yang jelas pemerintah tidak mau ditekan siapa pun. Apalagi oleh para perompak, milisi, atau siapa punlah."
Menjadi sorotan
Penyanderaan terhadap 10 WNI menjadi sorotan media massa dan warga Filipina.
Wartawan Media Indonesia, Gaudensius Suhardi, melaporkan dari Manila, kemarin, koran yang memuat peristiwa tersebut antara lain The Manila Times dengan judul Indon Commandos Ready to Rescue Citizens from ASG.
Disebutkan, Manila dan Jakarta sudah memastikan pelaku penyandera ialah kelompok Abu Sayyaf.
Indonesia disebut juga sudah menyiapkan pasukan komando, begitu pula tentara Filipina.
Kendati belum tentu diizin-kan masuk oleh otoritas Filipina, pasukan TNI terus bersiap dalam operasi pembebasan sandera.
KSAL Laksamana Ade Supandi menandaskan pihaknya telah menyiapkan pasukan elite, Detasemen Jalamengkara (Denjaka).
Martje Vemmy Wowor, istri salah satu sandera, Julian Philiep, berharap suaminya dan sandera-sandera lain bisa segera diselamatkan.
Warga Perum Citra Asri, Minahasa, Sulawesi Utara, itu bersyukur telah mendapat informasi lewat telepon dari Kemenlu bahwa sang suami dalam kondisi baik.
(Pra/Aya/YH/VL/X-9)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved