BNN Usul Ikut Mengetes Calon

Akmal Fauzi
18/3/2016 10:28
BNN Usul Ikut Mengetes Calon
(MI/Ramdani)

Berkaca dari kasus penangkapan Bupati Ogan Ilir Ahmad Wazir Nofiadi dalam kasus narkoba, Badan Narkotika Nasional (BNN) mencium adanya ketidakberesan dalam uji narkoba yang selama ini dilakukan kepada para calon kepala daerah. Karena itu, BNN berkepentingan untuk ikut terlibat sedari awal pada proses tes kesehatan kepada para calon kepala daerah.

Kepala BNN Komjen Budi Wa­seso alias Buwas pun menyatakan telah berkoordinasi dengan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) untuk bisa terlibat da­lam tes kesehatan bagi calon ke­pala daerah di pilkada mendatang.

"Kemarin (Rabu, 16/3) sudah kami bangun komunikasi. Nantinya, bukan hanya rumah sakit, BNN dilibatkan kontrol, kita pu­nya laboratorium. Hasil yang keluar nanti BNN bertanggung jawab," tegas Buwas di Cedung BNN, Cawang, Jakarta Timur, kemarin.

Buwas menambahkan, tes kesehatan untuk mengetahui keterlibatan para calon kepala daerah dalam narkoba atau tidak, menurutnya, bisa dilakukan hanya dengan tes urine dan darah.

Belajar dari kasus Ahmad Wazir Nofiadi, Buwas menilai ada manipulasi hasil tes yang dilakukan. Apalagi hasil laboratorium di BNN menunjukkan Nofiadi positif narkoba dari pengecekan urine, darah, dan rambut.

"Tes itu menunjukkan dia (Nofiadi) ialah pengguna (narkoba) sejak lama. Tes rambutnya menunjukkan itu. Jika prosesnya benar, pasti ketahuan hasilnya. Kalau toh dinyatakan benar, jangan ditutupi seperti itu," ujarnya.

Jika kelak BNN dilibatkan, Bu­was menegaskan proses tes kesehatan untuk menjaring para pemimpin kepala daerah akan dilakukan dengan tes urine, darah, rambut, dan assessment.

Kepala Balai Laboratorium BNN Kuswardani mengatakan pada umumnya untuk mengetahui apakah seorang terlibat narkoba atau tidak cukup dengan tes urine. "Tes urine saja sudah cukup kok, karena itu sudah paling akurat. Darah dan rambut untuk bagaimana mengetahui sejauh mana dan berapa lama dia menggunakan narkoba."

Dikembangkan
Di lain sisi, Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan terus menggelar operasi Berantas Sindikat Narkoba (Bersinar) 2016. Salah satu tangkapannya ialah Sekretaris DPRD Jeneponto, Hasanuddin Tu­ratea, 52. Ia tertangkap saat menguasai narkoba jenis sabu di kantornya.

Kapolres Jeneponto AKB Joko Sumarno, kemarin, menjelaskan kasus Hasanuddin masih terus dikembangkan. Semua bukti termasuk urine yang bersangkutan sudah dikirim ke Laboratorium Forensik cabang Makassar.

Kabid Humas Polda Sulsel Kom­bes Frans Barung Mangera menegaskan Sekwan Jeneponto itu sudah bukan lagi kategori korban penyalahgunaan narko­ba, melainkan pemakai dan bi­sa saja berkolaborasi dengan bandar.

Terkait upaya pemberantasan narkoba, Ketua Partai NasDem Surya Paloh menyatakan Partai NasDem mendukung segala upaya yang dilakukan. NasDem pun siap memecat kader yang terlibat narkoba, baik di wilayah maupun pusat.

Senada, Ketua Bidang Organisasi Pengurus Besar Mathla’ul An­war Mohammad Zen mendu­ga fenomena narkoba ibarat gunung es. Yang muncul ke permukaan hanya sebagian kecil, sedangkan yang tidak terekspos mungkin lebih besar dan mengerikan. Oleh karena itu, semua pihak tanpa kecuali di­­minta ambil peranan dalam me­merangi bahaya narkoba. (LN/Hym/DW/X-7)

akmal@mediaindonesia.com



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ricky
Berita Lainnya