Ahok Tepat Pilih Independen

Selamat Saragih
08/3/2016 08:41
Ahok Tepat Pilih Independen
(MI/Sumaryanto)

GUBERNUR DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mengambil keputusan berisiko dengan memilih jalur independen dan menunjuk Heru Budi Hartono sebagai calon wakil gubernur dalam Pilkada 2017. Keputusan itu dinilai tepat.

Keputusan tersebut diutarakan Ahok, kemarin, setelah malam harinya ia bertemu relawan Teman Ahok yang gencar mengumpulkan KTP dukungan. Jalur independen atau perseorangan dipilih juga karena PDIP belum menentukan sikap melepas atau tidak Wakil Gubernur DKI Jakarta saat ini, Djarot Saiful Hidayat, untuk tetap mendampingi Ahok.

Ahok sadar keputusan itu berisiko karena Teman Ahok tinggal punya waktu 5 bulan untuk mengumpulkan 1 juta KTP dukungan. Untuk maju lewat jalur independen, Ahok-Heru sebenarnya cukup menyerahkan sekitar 525 ribu KTP dukungan pada 8 Agustus nanti, tetapi agar lebih aman ditargetkan 1 juta KTP.

"Saya mengerti ini risiko. Bisa-bisa kalian (Teman Ahok) kalau tidak terkumpul (KTP dukungan) artinya saya tidak bisa nyalon lagi. Saya selesai di Oktober 2017," ujar Ahok di Balai Kota DKI.

Namun, risiko itu tetap dihadapi karena ia tak ingin mengecewakan Teman Ahok atau warga yang telah menyerahkan KTP dukungan.
"Kalau kalian mau ngomong soal kepercayaan, soal idealisme, saya juga berani pertaruhkan jabatan saya."

Heru juga siap mempertaruhkan jabatan sebagai Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah DKI. "Istri bilang, ya sudah apa yang diberikan amanah gubernur, dijalani. Jangan ambisius," kata Heru.

Pengamat politik dari LIPI Siti Zuhro menilai langkah Ahok tersebut tepat. "Dia kan memang terlihat tidak cocok dengan partai dan tidak mau ada tarik-menarik kekuasaan dengan parpol. Paling tepat, ya, jalur perseorangan."

Menurut Siti, Ahok ingin membuktikan calon perseorangan bisa memberikan kejutan. Untuk tetap menjaga peluang, Ahok sebagai calon petahana diminta mempertahankan kinerjanya selama ini yang sudah bagus.

Senada, pengamat politik dari Universitas Paramadina Toto Sugiarto menganggap tepat keputusan Ahok memilih jalur perseorangan.
"Ketimbang terus mengulur-ulur waktu dan PDIP sulit sekali dipegang, itu keputusan yang tepat. Daripada terombang-ambing terus, Ahok memutuskan pilih jalur independen."

Ahok pekan lalu memberikan waktu sepekan buat PDIP bersikap. Menurutnya, PDIP pada dasarnya sudah memberi restu kepada Djarot untuk tetap mendampinginya, tetapi sebagai partai pemenang pemilu mereka punya gengsi tersendiri. "PDIP maunya mengusung, bukan mendukung," tandas Ahok.

Bukan mengusung
Salah satu inisiator Teman Ahok, Singgih Widyastono, menyatakan pihaknya yakin bisa memenuhi persyaratan untuk Ahok maju lewat jalur perseorangan. Formulir dukungan Ahok yang sudah ada nama Heru sebagai calon wagub pun disebar. "Kalau partai mau mendukung silakan, tapi bukan mengusung, karena sejak awal Teman Ahok menginginkan Ahok maju secara independen."

Partai NasDem yang sejak awal mendukung tanpa syarat menghormati pilihan Ahok. Ketua Badan Pemenangan Pemilu Partai NasDem Enggartiasto Lukita menegaskan pihaknya tak mempermasalahkan dukungan Ahok harus diulang karena sudah ada calon wagub.

Menurut komisioner Komisi Pemilihan Umum Ferry Kurnia Rizkiyansyah, dokumen dukungan bagi calon perseorangan merupakan dokumen dukungan bagi calon kepala daerah dan wakil kepala daerah. Dengan begitu, dukungan bagi Ahok berlaku jika sudah ada wakil yang ditetapkan.

Di sisi lain, Ketua DPP PDIP Andreas Pareira tak peduli atas keputusan Ahok memilih jalur perseorangan. (Nel/Nur/Nov/Uta/X-9)

selamat.saragih@mediaindonesia.com



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ricky
Berita Lainnya