Saatnya OKI Bersatu Perjuangkan Palestina

Yanurisa Ananta
07/3/2016 11:47
Saatnya OKI Bersatu Perjuangkan Palestina
(Presiden Joko Widodo melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas -- ANTARA FOTO/OIC-ES2016/Widodo S. Jusuf)

PRESIDEN Joko Widodo menegaskan Konferen­si Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Ke-5 Orga­nisasi Kerja Sama Islam (OKI) di Jakarta, kemarin dan hari ini, bisa menjadi momentum bagi seluruh negara anggota untuk bersatu memperjuangkan kemerdekaan Palestina.

Jokowi menyampaikan hal itu dalam pertemuan bilateral dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas di Balai Sidang Jakarta, tempat penyelenggaraan KTT Luar Biasa Ke-5 OKI, kema­rin. Ia tegaskan pula bahwa Indonesia merasa terhormat dipercaya sebagai tuan rumah KTT. "Ini kehormatan bagi kami bisa menjadi tuan rumah KTT OKI untuk mendukung Palestina dan Al-Quds Al-Syarif (Jerusalem)," ujarnya.

Kepala Negara menekankan pentingnya persatuan seluru­h negara anggota OKI dalam mendukung kemerdekaan Palestina. "KTT ini wujud dukungan penuh Indonesia dan OKI terhadap Palestina. Kita berharap hasil KTT bisa dija­dikan masukan yang konkret bagi mekanisme konferensi-konferensi selanjutnya."

Dalam pertemuan itu, Jo­ko­wi dan Abbas membahas berba­gai topik terkait dengan perbatasan Palestina dan Israel, permukiman ilegal, serta peng­ungsi Palestina. Abbas pun sangat berterima kasih ke­pada Indonesia yang konsisten mendukung Palestina. Di sela KTT, Jokowi juga bertemu Pangeran Yordania El Hassan bin Talal.

KTT Luar Biasa Ke-5 OKI di­buka Menlu Indonesia Retno Marsudi, kemarin. Ia menegaskan kembali pentingnya KTT itu. "Semakin lama kita me­nunggu, semakin terkubur hak-hak dasar dan kebebasan masyarakat Palestina."

Retno sekaligus memimpin pertemuan luar biasa tingkat menteri untuk memperkuat outcome document yang akan dibahas para kepala negara ha­ri ini. Dokumen itu ialah resolusi yang berisi prinsip-prinsip dasar sikap OKI terhadap konflik Palestina dalam konteks Al-Quds Al-Sharif dan Deklarasi Jakarta berisi langkah konkret resolusi.

"Dapat saya laporkan draf dokumen baik resolusi maupun deklarasi telah diterima untuk diajukan ke KTT besok," kata Retno tanpa bersedia menyebutkan poin-poin resolusi dan deklarasi tersebut.

Yang pasti, jelas Menlu, isu Palestina tidak dapat diselesaikan hanya oleh satu negara. Ia senang kare­na selama pro­ses negosiasi, solidaritas dan ko­mitmen negara-negara anggota OKI untuk memperjuangkan Palestina sangat kentara.

Komitmen Indonesia
Menlu Retno juga menyampaikan komitmen Indonesia menyumbang US$1,5 juta setiap tahun dalam beberapa tahun ke depan untuk Palestina. Sebelumnya, Indonesia menyumbangkan US$1 juta melalui UN Office for the Cooperation of Humanitarian Affairs.

Sekjen OKI Iyad Ameen Madani mengapresiasi kese­diaan Indonesia menjadi penyelenggara KTT Luar Biasa Ke-5 OKI dan optimistis KTT tak akan sia-sia. "KTT ini menunjukkan keseriusan negara-negara anggota OKI terkait dengan Palestina. Ini soal keberanian dan kami yakin, salah satunya karena KTT diselenggarakan di Indonesia, negara yang mendukung Palestina," tandasnya.

Madani berharap KTT tidak sekadar mengeluarkan deklarasi dan resolusi yang selama ini tak pernah dianggap oleh Israel, tetapi menghasilkan ko­mitmen nyata menuju kemerdekaan Palestina. (Hym/Beo/X-9)

yanurisa@mediaindonesia.com



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ricky
Berita Lainnya