Polisi masih Periksa 38 Orang Anggota JAS

Tosiani
21/2/2016 08:35
Polisi masih Periksa 38 Orang Anggota JAS
(Petugas mengidentifikasi bukti milik terduga teroris di rumah Achmad Ridho Wijaya--MI/Bagus Suryo)

APARAT kepolisian menangkap 38 orang saat melakukan pelatihan serupa militer di Dusun Jambon, Desa Gandurejo, Kecamatan Bulu, Temanggung, Jawa Tengah, Jumat (19/2) sekitar pukul 22.30 WIB.

Mereka mengklaim sebagai anggota Jamaah Ansharus Syariah (JAS), pecah­an dari Jamaah Ansharut Tauhid (JAT) yang kini ikut IS. Ke-38 orang tersebut kemudian diamankan ke Kantor Polres Temanggung untuk diperiksa intensif.

Kabid Humas Polda Jateng, Kom­bes A Lilik Darmanto, membenarkan adanya penangkapan 38 orang anggota JAS. Kejadian itu, lanjut Lilik, setelah adanya laporan masyarakat adanya aktivitas mencurigakan yang dilakukan sekelompok orang di tempat yang tidak semestinya. "Ada 38 orang diamankan karena melakukan kegiatan mencurigakan di tempat tidak semestinya. Saat ini masih dalam penyelidikan. Jadi belum tahu apa motifnya," ujar Lilik, kemarin.

Wakil Kepala Detasemen A, Kombes Jodi SM, menjelaskan, dari hasil penyisiran, ditemukan benda-benda, seperti senapan, senjata tajam, dan bendera JAS. Seluruh barang bukti sudah diamankan di Kantor Polres Temanggung.

Kapolres Temanggung, Ajun Komisaris Besar Wahyu Wim Harjanto, saat ditemui di sela-sela pemeriksaan meng­ungkapkan 38 orang tersebut masih diperiksa intensif.

"Mereka masih diperiksa, dimintai keterangan. Proses pemeriksaan ini berlangsung selama 1 x 24 jam untuk mengetahui apakah dalam kegiatan itu terdapat unsur pidana atau tidak. Jika tidak, sesuai aturan hukum mereka harus dilepas," ujar Wahyu.

Kapolres menambahkan, dari pengakuan, mereka merupakan anggota JAS. "Mereka melakukan kegiatan tidak lazim di Dusun Jambon karena aktivitas pada malam hari dan di tempat yang sukar dijangkau," ungkap Wahyu.

Penangkapan 38 anggota JAS ini mendapat reaksi dari humas JAS Jawa Tengah, Endro Sudarsono. Menurutnya, ke-38 orang itu biasa melakukan latihan rutin tanggap darurat bencana.

"Sedianya latihan dilakukan pada Jumat (19/2) hingga Minggu (21/3), tapi sudah keburu ditangkap. Ini murni kemanusiaan latihan tanggap darurat bencana banjir dan longsor," kilahnya.

Mereka datang dari Semarang, Kendal, Temanggung, Wonosobo, Solo, Karanganyar, Sukoharjo, dan Klaten.

Lima teroris
Pada hari yang sama Detasemen 88 Antiteror menangkap lima terduga teroris di Desa Ngijo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, Jawa Timur.

Aparat Densus 88 menyergap para terduga teroris saat mengendarai mobil. Menurut saksi mata, petugas menghentikan laju mobil yang ditum­pangi empat orang. Mereka langsung diamankan dan dimintai keterangan. Polisi kemudian menggeledah rumah salah satu penumpang mobil bernama Achmad Ridho Wijaya, warga Perum Griya Permata Alam Blok JM-07 RT 007/RW 011 Desa Ngijo, Karangploso. Polisi juga mengamankan Romli, warga Margojoyo Gg 2 RT 01/RW 02 Dusun Jetis, Desa Mulyoagung.

Kapolres Malang AKB Yudo Nugroho menjelaskan lima terduga teroris ini dari informasi awal kemungkinan masuk jaringan teroris di Jakarta. "Mereka sudah kami pantau cukup lama sejak dari Jakarta hingga menuju Malang," ujarnya.

Selain Ridho, dua orang lainnya bernama Rudi Hadianto dan Badrodin, sedangkan satu orang lainnya belum diketahui identitasnya. (BN/N-4)

tosiani@mediaindonesia.com



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ricky
Berita Lainnya