Berbalas Sentilan di Hari Pers

Nur Aivanni
09/2/2016 17:53
Berbalas Sentilan di Hari Pers
(ANTARA/AHMAD SUBAIDI)

RIBUAN hadirin tertawa lepas dalam acara Hari Pers Nasional 2016 yang bertempat di Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika Resort, Nusa Tenggara Barat. Itu karena guyonan yang dilontarkan oleh Ketua Persatuan Wartawan Indonesia Margiono saat memberikan sambutan.

Pada kesempatan tersebut, Margiono menyinggung singkatan dari nama pemilik media yang mempunyai arti dibaliknya. Ia mencontohkan nama pemilik Media Group Surya Paloh (SP). "SP. Suara Profesional, tapi ada juga Suara Politiknya," ucapnya yang disambut gelak tawa para hadirin yang duduk rapi di bawah tenda putih berukuran 1200 meter persegi tersebut, Selasa (9/2).

Media Berita Satu yang dimiliki oleh James Riyadi (JR) pun sempat disinggung. JR merupakan kepanjangan dari Jurnalistik Reformasi. "Ada yang lain kalau MNC Group Pak Hari Tanu (HT) apa? Harus Tajir katanya," celetuknya yang mendapatkan tepuk tangan dari para hadirin. Tak sampai di situ, media yang dimiliki oleh Dahlan Iskan pun mendapat sindiran. "Kalau Pak Dahlan (Iskan). DI. Demi Iklan," cetusnya.

Hari Pers Nasional kali ini mengusung tema Pers Merdeka Mendorong Poros Maritim dan Pariwisata Nusantara. Hari tersebut menjadi istimewa dengan kehadiran Presiden Joko Widodo yang mengenakan baju Sasambo (Sasak, Samawa dan Mbojo). Turut hadir pula, antara lain Seskab Pramono Anung, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Jaksa Agung HM Prasetyo, Ketua DPR Ade Komarudin, Panglima TNI Gatot Nurmantyo dan pimpinan media.

Margiono pun menyoroti keberadaan pers yang sering membuat kegaduhan. Menurutnya, kalau pers tidak bisa membuat gaduh, maka pers paling tidak bisa memberitakan kegaduhan. Ia menyampaikan ada dua bentuk kegaduhan, yakni kegaduhan negatif dan positif. Kegaduhan negatif seperti pemberitaan mengenai terorisme, korupsi dan narkoba. "Kalau kegaduhan positif sumbernya seringkali dari anak buah bapak Presiden (Jokowi), Pak Rizal Ramli terutama," ujarnya yang disambut gelak tawa hadirin.

Ia pun melanjutkan bahwa ada dua hal gaduh yang semula diragukan, tapi pada akhirnya menjadi kenyataan. Pertama, keterpilihan Joko Widodo sebagai Presiden RI. "Ngga ada yang percaya (Jokowi akan jadi orang nomor satu). Bahkan Bapak Presiden waktu diwawancarai jawabannya sangat sederhana. Ndak mikir, ndak mikir, ndak mikir. Ndak mikir saja jadi presiden," tuturnya yang diikuti tawa hadirin.

Kedua, sambung dia, saat Jokowi akan melakukan perombakan kabinet (reshuffle). "Kabarnya akan ada reshuffle? Siapa bilang? Tanya sama orang yang ngomong reshuffle. Sampean juga ndak mikir. Dua minggu setelah itu dia (Jokowi) reshuffle. Tidak mikir saja yang di-reshuffle 5, coba kalau dipikir, abis. Tapi saya yakin Pak Jokowi tidak akan mereshuffle Ibu Menko PMK Puan Maharani," paparnya.

Sindiran tersebut pun langsung dibalas oleh Jokowi saat memberikan sambutan. "Jawaban saya dulu kalau ditanya (reshuffle) kan ndak mikir. Kalau ditanya sekarang, jawabannya lain. Baru sedang mikir," ucap Jokowi yang disambut dengan gelak tawa para hadirin. (X-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gaudens
Berita Lainnya