Gafatar Tegaskan bukan Agama

Adi/P-2
30/1/2016 06:45
Gafatar Tegaskan bukan Agama
(ANTARA/ANDREAS FITRI ATMOKO)

WAKIL Ketua Tim Pengawasan Aliran Kepercayaan Masyarakat (Pakem) yang juga Jaksa Agung Muda Intelijen (JAM-Intel) Adi Toegarisman menemukan sejumlah indikasi penyimpangan dari ajaran yang disampaikan oleh Gerakan Fajar Nusanatara (Gafatar).

Hal itu terungkap setelah tim Pakem pada JAM-Intel melakukan wawancara dan klarifikasi terhadap 10 orang eks pengurus Gafatar di Kejaksaan Agung, kemarin.

"Dari penjelasan diskusi tadi mereka berbicara nilai-nilai universal dari kitab Alquran dan Injil. Itu yang menjadi bahasan pokoknya. Kemudian dari hasil wawancara, mereka sudah tidak menjalankan tata ibadah pada umumnya. Kalau masalah salat, mereka bilang yang penting ingat," jelas Adi saat menjelaskan hasil wawancara dan klarifikasi terhadap eks pengurus Gafatar.

Adi mengatakan Gafatar juga berbicara tentang ajaran 10 perintah Tuhan yang terdapat dalam kitab Perjanjian Lama.

Adi juga menjelaskan, berdasarkan hasil wawancara tersebut diketahui bahwa Gafatar mengangkat Ahmad Musadek, mantan pendiri Al Qiyadah Al Islamiyah yang mengaku sebagai nabi terakhir setelah Nabi Muhammad SAW, menjadi guru spiritual mereka.

Namun, Adi mengatakan, setelah melakukan wawancara klarifikasi itu, Tim Pakem pada JAM-Intel belum bisa memutuskan untuk menindak atau melarang gerakan tersebut.

Menurutnya, itu disebabkan hasil dari klarifikasi itu akan dibawa ke tim Pakem Pusat dan menunggu hasil fatwa dari MUI yang kemudian dibawa ke Menteri Agama, Menteri Dalam Negeri, dan Jaksa Agung.

Namun, menurut mantan pemimpin Gafatar, Mahful S Tumanurung, organisasi yang telah dibubarkannya pada Agustus 2015 itu merupakan organisasi sosial yang bergerak di bidang pertanian dan cocok tanam.

"Ini ormas bukan ormas agama, melainkan berge-rak di bidang sosial dan pertanian. Tidak ada hu-bungannya dengan agama sama sekali," jelasnya.

Mahful berharap, setelah melakukan klarifikasi itu tim Pakem bisa mengambil sikap yang bijak.

"Sehinggga teman-teman bisa kembali ke hidupnya yang sudah terampas masa depannya di Kalimantan."



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya