Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
SEORANG politikus harus pandai berargumentasi lewat kata-kata. Aktivitas bericara penting dalam menggelorakan demokratisasi di sebuah negara. Kritik argumentatif muncul dari kata-kata. Di sinilah pentingnya para politisi bisa berbicara dalam segala gayanya. Kata-kata itu jadi alat atau instrumen bagi para politisi.
Demikian mengemuka dalam diskusi peluncuran buku Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah berjudul 'Gelora Kata-kata, Seputar Demokrasi dan Musuh-Musuhnya'.
Dalam diskusi tersebut, hadir sebagai pembicara Anggota F-PKS DPR RI Mahfuz Sidik, akademisi Rocky Gerung, dan moderator Jessica Wowor. Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon juga turut hadir. Tak ketinggalan sang penulis Fahri Hamzah hadir mejadi pembicara utama di akhir pertemuan.
Baca juga : Fahri Hamzah Nilai Pemilu Serentak Justru Beri Dampak Buruk
Mahfuz yang menjadi pembicara pertama mengungkap latar pergaulan Fahri hingga menjadi politikus. Katanya, Fahri besar di luar lingkungan berkultur Jawa. Fahri adalah orang NTB dan istrinya dari Sumatera Barat. Di dunia politik, dia juga punya kawan akrab bernama Anis Mata. Bahkan, sebelumnya di dunia pergerakan ia berkenalan dengan Ihsan Tanjung. Lingkungan orang disekitarnya telah membentuk karakter Fahri yang lantang bicara.
“Dari Adi Sasono, Fahri belajar nilai-nilai kerakyatan. Dan yang patut dipuji dari seorang Fahri adalah dia orang yang sangat ikhlas dalam beride,” nilai Mahfuz. Buku yang menjadi tema diskusi ini sebetulnya adalah kumpulan postingan di akun Twitter Wakil Ketua DPR RI Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (Korkesra) itu. Semua kritik, pikiran, dan isi hati disampaikan apa adanya setiap kali mempublikasikan Twitter-nya.
Rocky Gerung yang tampil menjadi pembicara kedua menyatakan, buku yang dirilis ini sangat tepat waktunya saat kata-kata seringkali disalahpahami penguasa.
Baca juga : Pemerintah Diminta Tuntaskan Kekurangan Bantuan Masyarakat NTB
Menurut Gerung, buku Fahri tersebut berisi pikrian-pikiran pendek yang membongkar kebohongan dan kepalsuan. “Buku atau kata adalah fondasi bernegara kita,” ucapnya.
Buku yang merupakan media menuangkan kata-kata dan pikiran idealnya jadi kewajiban para politisi untuk dimiliki dan dibaca. Dan infrastruktur bernegara adalah buku. Bahkan, konstitusi negara kita awalnya merupakan perang kata-kata dalam sebuah perdebatan bagaimana mendirikan negara.
“Kata-kata adalah peralatan politisi. Kini, berdemokrasi bisa dilakukan lewat twitter. Untuk itu saluran berdemokrasi ini tidak boleh dibendung dengan memblokir saluran internet,” tutur Rocky.
Berdemokrasi lewat Twitter diistilah Gerung dengan Twittokarasi. Mereka yang tidak berkata-kata untuk kemajuan demokrasi berarti kekurangan IQ. Dan buku Fahri ini, sebut Rocky, sebagai sumbangsih berdemokrasi. (OL-09)
Penghapusan parliamentary treshold dipandang bakal memulihkan kedaulatan rakyat.
Capres Anies Baswedan enggan menanggapi isu dirinya bakal dipenjara setelah Pilpres 2024. Anies lebih memilih fokus melihat sejumlah persoalan di tengah masyarakat.
Cawapres nomor urut 1 Muhaimin Iskandar menanggapi santai omongan Fahri Hamzah yang menyebut akan ada capres jadi tersangka setelah kalah dari pilpres satu putaran.
Asisten pelatih timnas AMIN Jazilul Fawaid merespons singkat isu yang disampaikan Waketum Partai Gelora Fahri Hamzah soal rencana partai pendukung pemerintah mundur dari kabinet.
Wakil Ketua Umum Partai Gelora Indonesia Fahri Hamzah memberi sinyal bahwa Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka memang masuk ke bursa kandidat bakal calon wakil presiden (cawapres) Prabowo.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved