Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Komaruddin Hidayat: Ada yang Senang Papua Ricuh

Insi Nantika Jelita
23/8/2019 18:27
Komaruddin Hidayat: Ada yang Senang Papua Ricuh
Komaruddin Hidayat(MI/ Susanto)

CENDEKIAWAN muslim Komarudin Hidayat menyerukan perdamaian pascakerusuhan di Manokwari, ibukota Papua Barat. Ia menganggap jika suasana rusuh masih menyelimuti Papua, ada pihak yang senang melihat hal tersebut.

"Jangan kita lukai hati mereka. Hati-hati jebakan demokrasi liberal, bahwa ada pihak yang memang senang kalau Papua ribut dan lepas dari Indonesia. Kalau sampai lepas, rugi semuanya. Mari kita rajut persaudaraan ini," tutur Komaruddin di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Jumat (23/8).

Baca juga: Mahfud Desak Kasus Rasisme Harus Disikapi Tegas

Ia mengatakan bahwa orang Papua termasuk ras paling tua di Indonesia dan memiliki peradaban yang tinggi. Namun, indeks pendidikan dan ekonomi di sana masih tertinggal jauh dari provinsi lain di Indonesia.

Komarudin juga menilai orang Papua menjunjung tinggi martabat dan harga diri mereka. Tidak heran apabila ada yang menginjak martabat orang Papua, mereka rela mengorbankan apa saja untuk membela hal tersebut.

"Ini bukan lagi soal ekonomi. Ini menyangkut dignity atau harga diri. Siapapun orang rela menderita memperjuangkan harga diri. Mari jangan lukai mereka. Kita rajut kembali persatuan bangsa," kata Rektor Universitas Islam Internasional Indonesia tersebut

Kebinekaan yang dimiliki bangsa ini tidak cukup sekedar dipuji atau diukur dari materi menurut Komaruddin. Kalau tidak bisa dirawat secara baik, maka potensi konfliki pasti muncul.

Di sisi lain, aktivis sosial yang merupakan putri Presiden Abdurrahman Wahid, Alissa Wahid, menuturkan belakangan ini banyak kerusuhan telah ditunggangi oknum. Untuk itu dia meminta masyarakat agar tak mudah tersulut emosi.

"Kita semua juga harus waspada kemungkinan situasi seperti itu dimanfaatkan oleh orang-orang atau kelompok yang memiliki kepentingan tertentu untuk keuntungan dirinya dan kelompoknya yang akan merusak persatuan dan kesatuan NKRI," terang Alissa

"Masyarakat Indonesia perlu saling mengenal dan saling peduli terhadap situasi batin dan karakter satu sama lain secara baik dan mendalam," tandasnya. (OL-8)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Polycarpus
Berita Lainnya