Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Bubur Istana Temani Rapat Presiden dengan Bupati

Rudy Polycarpus
05/7/2018 21:40
Bubur Istana Temani Rapat Presiden dengan Bupati
(ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)

PERTEMUAN Presiden Joko Widodo dengan pengurus Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) berlangsung santai. Bubur ayam, bakso dan bakso menjadi suguhan sederhana namun lezat bagi Presiden dan para bupati.

Pertemuan sengaja dibuat dua sesi agar semua aspirasi dan kendala yang disampaikan bupati bisa berlangsung efektif. Sesi pagi digelar pukul 09.00 dan sesi siang pada jam 15.30. Masing-masing forum berlangsung tidak kurang dari dua jam.

Bubur ayam yang disajikan tentu saja tidak sembarangan. Gerobak bertulisan ”Bubur Ayam Lapangan” ini diangkut langsung dari Cipanas, Jawa Barat. Sri Mulyani, sang penjual, sudah berdagang bubur ayam selama 24 tahun mengaku panganannya sejak lama menjadi favorit Presiden Megawati Soekarnoputri dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat masih menjabat.

"Kalau Bu Mega dulu sukanya bubur komplit, semua ayamnya pakai, sama juga dengan almarhum Pak Taufik Kiemas, dan juga Mbak Puan," tuturnya.

Perempuan yang biasa disapa Nani ini juga hafal porsi yang harus disajikan untuk Presiden SBY dan Ani Yudhoyono. "Kalau Pak SBY tidak suka pakai seledri, Mas Ibas sama seperti bapaknya tidak suka seledri. Kalau Mas Agus tidak suka pakai kacang," katanya.

Bahkan, sambungnya, Presiden SBY kerap mengundang ia dan keluarganya setiap ada acara di Istana Kepresidenan. Namun, baru kali ini Presiden Jokowi memesan buburnya. Ia membawa 100 porsi bubur lengkap dengan sate usus, telur, pepes, hingga risol. Semuanya ludes dalam waktu dua jam.

"Kalau Pak Jokowi belum pernah, ini baru, saya bawa juga ada pepes usus, sate ampela, sate ati, dan risoles labu siam wortel," ujar Nani yang datang bersama adik iparnya.

Di tengah sesi kedua, Presiden Jokowi mengajak para bupati ke teras belakang Istana Bogor guna mencicipi menu lainnya, yakni sate kambing, sate ayam, sate sapi, dan bakso.

"Ayo, makan. Ada sate, nih," ujar mantan wali kota Solo itu. Jokowi membuka terlebih dahulu dengan mengambil tiga tusuk sate yang dibumbui dengan kecap serta acar timun, wortel, dan bawang. Para bupati kemudian menyusul.

Tak lama setelah menikmati beberapa tusuk sate, Jokowi kembali mengajak para bupati masuk ke Ruang Garuda guna melanjutkan sesi rapat.

Bupati Trenggalek Emil Dardak mengaku menikmati hidangan yang disajikan. "Enak sih satenya meski agak dingin. Biarpun kami ikut Presiden, beliau ambil 3 kami ambil 3 juga. Masa ambil 5," ujarnya sembari tersenyum.

Ia mengaku kesempatan tersebut sangat berharga. Pasalnya, selain berlangsung cair dan santai, seluruh bupati juga diberikan keleluasaan mencurahkan aspirasi maupun kendala yang mereka hadapi kala memimpin daerah.

"Benar-benar tidak ada batas, semua to the point. Ada yang bicara pelabuhan, hambatan investasi, infrastruktur. Tadi Presiden ketik sendiri pakai iPad-nya dan dijawab satu satu sampai malam begini," tandasnya.

Presiden Joko Widodo dalam pengantar pertemuan mengharapkan sinergi antara pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota.

Para bupati pun menyampaikan beberapa keluhan. Bupati Jember Faida menyampaikan mengenai pengelolaan anggaran dari pusat agar lebih sesuai dengan kebutuhan di daerah. "Termasuk masalah rekrutmen PNS, ASN dna kategori 2 yang sudah lama menunggu dan bagaimana kekurangan-kekurangan tenaga PNS karena adanya beberapa tahun tidak ada rekrutmen," ujar Faida.

Adapun Bupati Sumba Tengah Umbu S Pateduk menginginkan perubahan aturan yang memudahkan kepala daerah mengangkat pejabat tanpa lelang terbuka. Harapannya, lanjut ada kebijakan khusus untuk putra daerah.

Harapan serupa disampaikan Bupati Nias Sokhiatullo Laoli. Ia mengharapkan pegawai honorer kategori II diangkat menjadi PNS. "Kita minta kepada Presiden supaya diangkat. Kasihan mereka sudah mengabdi untuk negara ini tapi kan tinggal berapa tahun lagi mereka sudah pensiun," tandasnya. (OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Anata
Berita Lainnya