Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
JURU bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Febri Diansyah menginformasikan pelaku penyiraman air keras terhadap penyidik utama KPK Novel Baswedan ialah orang yang terlatih.
Berdasarkan investigasi Komnas HAM, lanjut dia, pelaku penyiraman air keras bahkan sudah merancang aksi mereka dengan cukup matang.
"Namun, biar nanti Komnas HAM saja yang jelaskan," kata Febri di Gedung KPK, Jakarta, kemarin.
Novel diserang dengan air keras pada Selasa (11/4) subuh ketika dalam perjalanan dari masjid ke rumahnya di bilangan Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Ia menambahkan dokter yang menangani Novel belum bisa memastikan kapan penyidik yang sedang menangani kasus korupsi KTP elektronik itu bisa kembali ke Indonesia.
"Dokter sampaikan ke kami bahwa estimasi waktunya belum didapatkan kapan benar-benar bisa dirawat jalan dan kembali ke Indonesia," kata Febri.
Sejauh ini kondisi mata kanan Novel sudah jauh lebih baik, tetapi untuk mata kiri masih dilakukan proses penyembuhan.
"Mata kanan sudah jauh lebih baik, tetapi mata kiri pascadilepasnya membran plasenta proses penyembuhannya masih berjalan," kata Febri.
Di sisi lain, penyelidikan terhadap kasus penyerangan tersebut belum membuahkan hasil.
Pihak kepolisian bahkan belum menemukan sidik jari pelaku pada cangkir yang digunakan untuk menyiramkan air keras.
"Ya memang tidak ada sidik jari, masak kita memaksakan," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Raden Prabowo Argo Yuwono di Polda Metro Jaya, kemarin.
Argo menyatakan deteksi terhadap sidik jari pelaku telah diupayakan melalui pengecekan di laboratorium forensik.
Namun, sidik jari tersebut tetap tidak ditemukan.
"Menurut laboratorium forensik ya, kalau itu cangkir kalau kena itu kan basah. Jadi sudah dikeringkan juga enggak bisa. Enggak kelihatan," ujarnya.
Ia juga mengatakan penyidik masih terus mengembangkan penyelidikan terhadap kasus ini.
Sebelumnya, penyidik telah memeriksa sejumlah orang yang sempat diduga sebagai pelaku penyerang Novel.
Dua di antaranya Hasan dan Muklis. Baik Hasan maupun Muklis akhirnya dilepas karena menurut polisi alibi keduanya meyakinkan.
Mereka tidak berada di Jakarta saat kejadian berlangsung. Keduanya merupakan mata elang dari perusahaan leasing.
Kendaraan yang mereka gunakan pun merupakan milik personel Ditreskrimum Polda Metro Jaya bernama Yusmin. (Nic/Ant/P-5)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved