Penyebar Kebencian Ditangkap

Putra Ananda
07/6/2017 07:22
Penyebar Kebencian Ditangkap
(Tamim Pardede -- Dok. Youtube)

BARESKRIM Polri bersama Densus 88 Antiteror kembali menangkap pelaku ujaran kebencian yang disebarkan melalui media sosial. Pelaku atas nama Tamim Pardede ditangkap kemarin pukul 00.05 WIB di Perumahan Adiloka Megasari, Tangerang.

“Ujaran kebencian disampaikan pelaku lewat akun Youtube atas nama Profesor Tamim Pardede,” ujar Direktur Siber Bareskrim Polri Brigjen Fadil Imran, di Jakarta, kemarin.

Melalui akun Youtube-nya, Tamim menuding pemerintahan Presiden Joko Widodo berpihak ke Partai Komunis Indonesia (PKI). Ia pun tidak segan menantang Kapolri Tito Karnavian menangkap dirinya hidup atau mati.
“Jangan berharap polisi bisa bawa saya hidup-hidup. Kalau mau tangkap saya dan bawa ke kantor polisi silakan bawa jenazah saya,” demikian penggalan kalimat unggahan video Tamim.

Selain mengamankan Tamim, kepolisian mengamankan barang bukti berupa 1 buah laptop merek Lenovo serta 1 buah ponsel Samsung yang di dalamnya terdapat akun Youtube dan video rekam­an asli yang bersangkutan dengan konten penghinaan terhadap pemerintah.

Isu dan informasi berbau SARA dan berpotensi memecah belah Negara Kesatuan Republik Indonesia serta mengarah pada upaya menjatuhkan pemerintah terus merecoki kehidupan berbangsa di Tanah Air. Fenomena tersebut meresahkan masyarakat yang sebagian besar memilih diam agar tidak memperuncing perpecahan.

Kondisi kebangsaan itu pula yang mendorong MPR RI untuk menyelenggarakan dialog curah pendapat, yakni dialog lintas tokoh agama untuk menjaga dan menguatkan keutuhan NKRI.

“Melalui dialog ini silakan sampaikan pandangan-pandangannya untuk menjaga keutuhan bangsa Indonesia. Kalau ada keluhan dan ketidakpuasan juga, silakan sampaikan dalam forum ini,” kata Ketua MPR Zulkifli Hasan di Jakarta, kemarin.

Menurut Zulkifli, dialog lintas tokoh agama dan tokoh nasional akan diselenggarakan pada Selasa (13/6). Sekitar 100 tokoh siap hadir, antara lain Mahfud MD, Jimly Asshiddiqie, Ketua MUI, Ketua Umum PBNU, Ketua Umum PP Muhammadiyah, Ketua Konghucu, Ketua GKI, Ketua KWI, Ketua Matakin, pimpinan organisasi agama Buddha, dan pimpinan organisasi agama Hindu.

“Kondisi bangsa Indonesia saat ini jauh dari sikap ramah-tamah dan gotong royong seperti yang diwariskan para pendiri bangsa, tapi justru muncul perilaku saling meng­hujat dan mengumbar kebencian,” kata Zulkifli.

Hindari saling menghujat
Ia menyeru kepada seluruh elemen bangsa Indonesia untuk menjaga persatuan sekaligus menjauhi perilaku saling menghujat yang berpotensi dapat memecah belah bangsa.

Zulkifli selaku Ketua MPR menyatakan prihatin terhadap kondisi bangsa Indonesia saat ini yang mudah tersulut emosi dan saling menghujat. Menurut dia, keprihatinan tersebut bukan hal baru kemarin, melainkan setelah Indonesia memasuki era reformasi.

Nilai-nilai luhur Pancasila secara perlahan menjadi luntur tergerus arus informasi dari dunia internasional yang semakin deras. “Nilai-nilai luhur Pancasila prinsipnya ialah kasih sayang dan kerja sama,” ujar Zulkifli. (Ant/P-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Oka Saputra
Berita Lainnya