Kekuatan Moderat Jadi Jembatan

KETUA Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir memandang situasi masyarakat saat ini cenderung terpolarisasi karena berbagai perkembangan yang ada. Untuk itu, perlu upaya pencairan suasana agar situasi tersebut tidak semakin memburuk. “Polarisasi itu memang ada, tetapi tidak masif sifatnya. Kami Muhammadiyah dan kekuatan-kekuat­an moderat akan menjembatani agar polarisasi tersebut tidak menjadi masif,” terang Haedar seusai membuka diskusi bertajuk Muhammadiyah Memandu Keberagamaan yang Mencerahkan, Mencerdaskan, dan Berkeadaban, di Aula FK Universitas Muhammadiyah Jakarta, kemarin.

Salah satu dasar pemikirannya ialah keyakinan bahwa masyarakat Indonesia sebetulnya mempunyai kekuatan budaya dan alam pikiran yang moderat. Hal itu menjadi dasar, baik di Jawa maupun di luar Jawa.

Hanya, proses politik, sosial ekonomi, dan berbagai pe-ngaruh yang masuk memunculkan persepsi serba-rigid (kaku).

Selain itu, imbuhnya, afiliasi keagamaan yang cenderung mengeras berkolerasi dengan pandangan politik yang mengeras. Untuk itu, pihaknya akan mencoba memberikan pemahaman bahwa politik ataupun keagamaan itu sebetulnya sama-sama bersifat mence­rahkan.

“Politik penting untuk menjalankan kenegaraan, juga penting bagi kebaikan publik, tetapi bagaimana caranya agar pandangan-pandangan yang keras itu tidak kemudian menjadi besar,” terang Haedar.

Puji Presiden
Ketua DPR Setya Novanto memuji kehadiran Presiden Joko Widodo pada acara buka puasa bersama di rumah dinas Ketua DPR di Kompleks Pejabat Tinggi Negara Widya Chandra, Jakarta Selatan, kemarin.

“Saya mengucapkan terima kasih atas kehadiran Presiden Jokowi, di tengah kesibukannya menjalankan tugas ke­negaraan. Silaturahim seperti ini sangat baik dan perlu terus dilanjutkan karena dapat menjadi contoh, kepala negara dan penyelenggara bersatu padu dalam situasi seperti saat ini,” kata Novanto di sela kegiatan buka bersama.

Pada kesempatan tersebut, Novanto juga memberikan pujian kepada Presiden yang telah membentuk Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP) serta Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).
Presiden tiba di rumah dinas Ketua DPR sekitar pukul 17.15 WIB, dengan mengenakan kemeja putih lengan panjang dan celana hitam, disambut Ketua DPR di halaman rumah.

Sebelumnya, sejumlah pejabat negara dan petinggi partai politik telah hadir. Mereka antara lain Menko Polhukam Wiranto, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, dan mantan Menteri Koperasi Syarief Hasan.

Hadir juga Ketua MPR Zulkifli Hasan, Ketua DPD Oesman Sapta Odang, para Wakil Ketua DPR, Ketua Dewan Pembina Partai Golkar Aburizal Bakrie, Sekretaris Jenderal Golkar Idrus Marham, serta sejumlah petinggi Partai Golkar.

Sejumlah wartawan menanti di pintu keluar rumah dinas Ketua DPR untuk dapat mewawancarai Presiden. Perihal UKP-PIP, Jokowi mengatakan akan segera dilantik dalam waktu dekat. “Secepatnya,” kata dia singkat.Selain itu, Presiden mengatakan akan segera melantik Djarot Saiful Hidayat sebagai Gubernur definitif DKI. Namun, ia enggan menyebut kapan pelantikan itu dilakukan. (Nur/P-3)