34,3% Simpatisan PKS Setuju Perjuangan HTI

05/6/2017 06:30
34,3% Simpatisan PKS Setuju Perjuangan HTI
(MI/SUSANTO)

HASIL penelitian Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menunjukkan mayoritas warga negara Indonesia tidak setuju dengan adanya Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dan kelompok Islamic State (IS) di Indonesia.

Namun, dari survei, didapati 34,3% simpatisan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) setuju dengan perjuangan HTI, sedangkan 42,2% tidak setuju.

Jumlah simpatisan PKS yang menjadi responden hanya 4,4% dari total keseluruhan responden.

"Secara politik kepartaian, dukungan pada HTI beriris-an dengan dukungan pada parpol tertentu," kata pimpinan SMRC, Saiful Mujani, kemarin.

Penelitian SMRC menggunakan 1.500 responden sebagai sampel.

Mereka dipilih secara random dengan cara multistage random sampling.

Survei dilakukan pada WNI yang berumur 17 tahun atau sudah menikah.

Margin of error pada penelitan tersebut sebesar 2,7% pada tingkat kepercayaan 95%. Survei dilakukan pada 14-20 Mei 2017.

Simpatisan tiap partai politik mendapat tiga pertanyaan, yaitu 'Apakah tahu HTI?', 'Jika tahu HTI, yang diperjuangkan HTI ialah negara Islam/khilafah. Perta-nyaan ketiga ialah 'Jika tahu HTI, apakah setuju dengan perjuangan HTI tersebut'.

SMRC juga mencari tahu bagaimana pengetahuan masyarakat Indonesia tentang IS. Sebanyak 66,4% mengetahui, sedangkan 33,6% tidak tahu tentang keberadaan kelompok militan radikal itu.

SMRC mencoba mencari tahu lebih dalam dari 66,4% masyarakat yang tahu.

Mereka menanyakan apakah masyarakat tahu IS mengusung cita-cita khilafah.

Sekitar 46,7% mengatakan tahu dan 53,3% menyatakan tidak.

Survei SMRC itu langsung direspons Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid.

Menurutnya, PKS memperjuangkan NKRI, bukan memperjuangkan khilafah sebagaimana yang dilakukan HTI.

"Harus dibedakan antara pendukung yang bukan ka-der partai atau anggota partai dan sikap partai. Kalau sikap PKS tidak memperjuangkan khilafah. PKS memperjuang-akan NKRI dan menerima demokrasi," katanya.

Ia meminta jangan sampai hasil survei itu dipakai untuk melakukan kriminalisasi terhadap PKS. (Nur/P-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya