Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
KOALISI Masyarakat Sipil Peduli KPK menilai polisi tidak profesional dalam mengungkap kasus penyiraman air keras terhadap penyidik senior KPK Novel Baswedan.
Sudah 52 hari berselang, tetapi polisi belum juga menemukan para pelaku tindakan sadis tersebut.
Perwakilan koalisi menyebutkan ada sejumlah kejanggalan terkait dengan pengungkapan kasus itu.
Perwakilan koalisi, Alghiffari Aqsa, menegaskan polisi seharusnya bisa mencari sidik jari pelaku yang menyiram air keras pada 11 April silam.
"Orang yang ingin menyiram air keras butuh tenaga yang besar. Pasti memegang cangkirnya erat. Akan tetapi, kenapa bisa tidak ada sidik jari, sudah dihilangkan atau seperti apa. Di sini polisi tidak profesional," ujar Alghiffari di Kantor Kontras, Jakarta, kemarin.
Ia menambahkan ada rekaman closed circuit television (CCTV) yang tidak dipublikasikan polisi.
Rekaman tersebut berasal dari lingkungan tempat tinggal Novel di kawasan Boulevard Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Padahal, polisi biasanya memublikasikan rekaman CCTV saat menangani suatu tindak pidana.
Langkah tersebut seharusnya ditempuh karena diyakini mampu membantu polisi dalam mendapatkan informasi tambahan dari masyarakat.
"Sampai sekarang polisi tidak pernah memublikasikan CCTV tersebut. Akibatnya, masyarakat jadi tidak bisa ikut berpartisipasi. Wajar saja kalau polisi tidak dapat informasi yang cukup," kata dia.
Ia meyakini pelaku penyiraman air keras ialah orang yang sama dengan pihak yang dicurigai membuntuti Novel sejak dua pekan sebelum penyiraman terjadi.
Hal itu diperoleh dari keterangan sejumlah saksi yang juga melihat orang tersebut berada di sekitar rumah Novel.
Namun, polisi selalu berkilah orang yang ditangkap adalah 'mata elang' atau orang yang berprofesi mencari kendaraan hasil kredit macet.
"Mereka bukan mata elang karena mata elang kerjanya tidak seperti itu. Kami curiga dua orang ini yang sejak awal memang mengintai rumah Novel," tuturnya.
Patut dididuga ada dua tim yang memang berniat menyerang Novel, yakni tim pengawas dan tim eksekutor.
Jika dua terduga pelaku yang sempat ditangkap polisi beralasan tidak ada di lokasi saat peristiwa terjadi, itu menjadi wajar karena hanya bertugas mengintai Novel.
Sementara itu, juru bicara KPK Febri Diansyah mengatakan kondisi mata Novel Baswedan secara umum membaik.
Bagian kornea mata Novel juga dalam keadaan baik dan stabil.
"Kondisi mata Novel secara umum baik. Dari uji membaca huruf dan angka masih sama seperti kemarin serta tekanan mata dalam angka normal, yaitu kanan 11 dan kiri 17," kata Febri. (Gol/Ant/P-5)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved