Diteror dan Diintimidasi Dokter Fiera Pilih Pindah ke Jawa

YH/X-7
28/5/2017 06:55
Diteror dan Diintimidasi Dokter Fiera Pilih Pindah ke Jawa
(Ilustrasi -- AP Photo/Paul Sakuma)

GARA-GARA unggahan status di Facebook, dr Fiera Lovita diteror dan diintimidasi. Status yang diunggah di media sosial (medsos) itu dianggap menyinggung pemimpin FPI Rizieq Shihab.

Dokter umum besertifikasi hemodialisis itu mengaku tidak nyaman. Ia kerap diancam, diteror dengan bahasa tidak pantas dan mengerikan. Pimpinan di tempatnya bekerja pun cenderung menyalahkannya sehingga ia merasa tertekan.

Ibu dua anak asli Bukittinggi yang bekerja di RSUD Solok itu pun akhirnya memutuskan pindah ke Jawa mengikuti suaminya yang bertugas di sana. “Intinya saya tidak aman di sini (Solok),” ujar Fiera saat bertemu dengan Direktur LBH Pers Padang, Roni Saputra, Kamis (25/5).

a mengunggah status pada periode 19-21 Mei 2017. “Saya membuat status di akun Facebook pribadi saya. ‘Kalau tidak salah, kenapa kabur? Toh ada 300-an pengacara dan 7 juta umat yang siap mendampingimu, jgn run away lg dunk bib’. Status-status saya itu disikapi oleh personal dan kelompok tertentu,” tambah Fiera.

Ia mengunggah statusnya sampai tiga kali hingga menjadi viral dan dampaknya ia diancam, diteror dengan bahasa tidak pantas, bahkan mengerikan. Saat ditemui wartawan, Roni membenarkan Fiera mengadu ke LBH Pers Padang. “Cerita dokter Fiera yang viral persis atau sekitar 85% sama dengan yang dia ceritakan ke saya,” ujar Roni kemarin.

Roni menganggap apa yang diunggah dokter tersebut tidak salah, tidak melanggar etika, apalagi melanggar aturan hukum.

“Kita menyayangkan serang­an pribadi terhadap yang bersangkutan dan berujung adanya intimidasi serta ancaman,” tandas Roni.

Ia pun menyayangkan sikap polisi yang tidak melindungi korban. “Mereka melakukan screen shoot Facebook yang berisi ancaman. Nomor HP dokter juga disebar sehingga dia tidak nyaman dan trauma,” sambungnya.

Setara Institute mengecam sikap yang dilakukan Kapolres Kota Solok. Dalam siaran pers, Setara Institute mendesak Polres Kota Solok dan aparat lainnya untuk bersikap tegas terhadap kelompok intoleran yang ingin memaksakan kehendak.

Kasus Fiera itu menimbulkan kegaduhan di Solok. Apalagi interogasi yang dilakukan tiga polisi terhadap Fiera beredar meluas. Menurut Fiera, posting-an di medsos diunggah orang tidak bertanggung jawab. (YH/X-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Oka Saputra
Berita Lainnya