PB NU: Masih Banyak Orang Salah Paham Soal Jihad

Nur Aivanni
26/5/2017 15:51
PB NU: Masih Banyak Orang Salah Paham Soal Jihad
(Ilustrasi)

KETUA Bidang Budaya, Media dan Kerukunan Beragama Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Imam Aziz mengatakan aksi bom bunuh diri merupakan salah satu puncak gunung es dimana seseorang salah dalam memahami ajaran Islam.

Hal itu diutarakannya saat menanggapi aksi bom bunuh diri yang terjadi di Kampung Melayu, Jakarta, pada Rabu (24/5) lalu. "Begitu banyak kelompok terutama negara Islam yang memang salah memahami ajaran Islam, Islam itu harus diperjuangkan melalui apa? Itu pertanyaannya. Sebagian mengatakan itu harus dengan jihad. Jihad itu adalah memerangi kelompok lain, di luar dirinya," jelasnya saat dihubungi Media Indonesia, Jumat (26/5).

Padahal, menurut dia, kewajiban umat Islam saat ini adalah melakukan dakwah, bukan melakukan jihad. Dakwah yang dimaksud adalah merangkul umat Islam di satu sisi, sementara di sisi lain merangkul semua umat manusia untuk melakukan amal kebaikan.

"Ini masih banyak salah paham dengan jihad. Jihad sudah tidak berlaku untuk saat ini, saat ini yang berlaku adalah dakwah. Kesalahpahaman itu selalu ditanamkan justru kepada anak-anak muda. Makanya pelaku bom bunuh diri itu adalah anak muda. Itu sangat disayangkan," terangnya.

Untuk diketahui, pada Rabu (24/5) malam terjadi serangan bom di terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur. Ledakan menyebabkan tiga anggota kepolisian meninggal dunia. Dua orang yang diduga pelaku bom bunuh diri juga tewas dalam ledakan. Sementara, sebelas orang lainnya luka-luka dan masih menjalani perawatan.

Untuk itu, Imam meminta kepada umat Islam untuk melakukan introspeksi diri dalam memahami ajaran Islam. Introspeksi tersebut perlu peran dari para tokoh ulama ataupun tokoh agama.

"Dan jangan selalu kalau ada bom, orang Islam bilang jangan dikaitkan terorisme dengan agama tertentu, terutama dengan agama Islam. Jangan mengelak bahwa ini tidak ada kaitannya dengan agama," tegasnya.

Selain introspeksi secara internal, pemerintah juga punya peran dalam mencegah tumbuhnya bibit-bibit terorisme melalui pendidikan. Menurutnya, pemerintah harus melakukan evaluasi secara mendasar baik dalam pendidikan formal maupun nonformal, terutama pendidikan agama.

"Pemerintah juga lewat kementerian pendidikan dan agama harus mengevaluasi kurikulum agama yang ada saat ini," tandasnya. Selain itu mengevaluasi guru pendidikan agama pun perlu dilakukan oleh pemerintah.(OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Soelistijono
Berita Lainnya