Tuntaskan Percikan sejak Dini

PARA tokoh agama diminta untuk bisa meredam gesek­an yang ada di masyarakat sejak dini agar kerukunan dan persatuan bangsa bisa tetap terjaga.

“Saya titip kalau ada percikan sekecil apa pun segera diselesaikan. Pada saat api itu masih sangat kecil segera padamkan. Ingatkan kepada yang akan bergesekan bahwa kita ini saudara. Kita berbeda-beda iya, tapi kita ini adalah saudara, sebangsa dan setanah air,” ujar Presiden Joko Widodo di hadapan Asosiasi Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) di Istana Kepresidenan Bogor, kemarin.

Pada kesempatan itu, Jokowi menyampaikan betapa bangsa Indonesia dikagumi negara lain lantaran bisa menjaga kerukunan bangsa dalam keberagaman dan kemajemuk­an. Kekaguman tersebut pernah dilontarkan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani Ahmadzai.

“Jaga betul yang namanya keru­kunan dan persatuan itu,” kata Jokowi menirukan pesan yang disampaikan Ashraf kepada dirinya.

Jokowi bercerita, Afghanistan ialah negara yang kaya dengan tambang emas, gas, dan minyak. Namun, di negara tersebut terjadi pertikaian dua pihak yang kemudian benar-benar menjadi pertikaian besar. “Akhirnya sekarang ada 40 faksi yang sudah sangat sulit untuk dirukunkan.”

Untuk itu, Presiden meminta kepada para tokoh agama untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat jika ada gesekan-gesekan kecil yang mengemuka. “Berikan pemahaman kepada masyarakat yang mana wilayah politik, mana wilayah hukum, dan mana wilayah agama. Biar pilah-pilah. Jangan campur aduk. Kita sekarang ini mulai campur aduk,” tambahnya.

Selain itu, ia mengajak para tokoh agama agar memahami bagaimana perkembangan-perkembangan yang terjadi di negara lain. “Betapa sulitnya kalau sudah saling berantem antarsaudara sendiri,” tambahnya.

Di tempat yang sama, Ketua Umum Asosiasi FKUB Ida Pangelingsir Agung Putera Sukahet menyampaikan tokoh-tokoh agama yang tergabung dalam Asosiasi FKUB berkomitmen mempertahankan dan memperkuat empat konsensus bangsa.

Bangun kepercayaan
Di kediaman Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar di kawasan Jagakarsa, Jakarta Selatan, berkumpul tokoh partai politik dan lintas agama untuk dialog kebangsaan.

“Kami berkumpul karena khawatir dengan perkembangan situasi yang ada. Kami bersepakat para pemimpin membangun rasa saling percaya, baik antarpimpinan maupun antarmasyarakat, untuk terus bergandeng tangan mencari jalan keluar untuk tiap masalah,” kata Muhaimin.

Mantan menteri tenaga kerja dan transmigrasi itu juga mengimbau agar para pemimpin dan tokoh politik tetap berpegang pada Pancasila.Ia juga meminta agar media dapat menyiarkan nilai-nilai Pancasila secara kreatif dan inovatif.

Dalam kesempatan itu Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani memandang dialog serupa harus terus berlanjut untuk memelihara keeratan antarpemimpin dan tokoh agama. Saat ini elite politik cenderung menjaga jarak karena adanya kontestasi pilkada yang dilanjutkan dengan Pemilu 2019.

Hadir juga dalam dialog itu Wakil Ketua Fraksi Partai Golkar di DPR, Ridwan Hisjam, Sekjen PDIP Hasto Kristianto, dan Ketua DPP PAN Muhammad Najib. Turut pula hadir sejumlah tokoh agama, di antaranya Sekjen PBNU Helmy Faishal Zaini dan Komisi Keadilan dan Perdamaian Konferensi Waligereja Indonesia (KKP KWI) Romo PC Siswantoko. (Put/X-7)