Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
SEKTOR navigasi penerbangan nasional bangkit dan berevolusi menghasilkan beragam inovasi dan capaian yang berkontribusi terhadap pembangunan infrastruktur transportasi udara di Nusantara.
Setelah dikelola Perusahaan Umum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan (Perum LPPNPI) atau Airnav Indonesia selama empat tahun belakangan, sektor navigasi penerbangan terus berkontribusi menjamin keselamatan dan peningkatan efisiensi penerbangan Indonesia.
Mengelola ruang udara Indonesia yang dibagi menjadi dua Flight Information Region (FIR) yakni FIR Jakarta dan FIR Ujung Pandang, seluas 5.193.252 km2 atau lebih luas dari wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), yang mencapai 4.110.752 km2.
Untuk itu, personel navigasi penerbangan Airnav Indonesia tersebar di 275 cabang pelayanan navigasi penerbangan dari Sabang sampai Merauke.
Direktur Utama Airnav Indonesia Novie Riyanto menyatakan fokus utama Airnav Indonesia ialah memastikan keselamatan dan keamanan penerbangan nasional melalui pemberian layanan navigasi.
Hal itu dapat dicapai dengan peningkatan kualitas dan inovasi layanan navigasi penerbangan.
Setiap tahunnya, jumlah pergerakan pesawat (take-off & landing) yang dikelola Airnav Indonesia terus meningkat.
Airnav Indonesia mencatat pada 2015 jumlah pesawat di Indonesia mencapai 1.260.194 pergerakan dan melonjak menjadi 1.521.278 pergerakan pada 2016.
"Pertumbuhan pergerakan pesawat di Indonesia tahun lalu sebesar 8% di atas pertumbuhan regional Asia Pasifik yang sebesar 5,8%," tutur Novie.
Modernisasi peralatan
Salah satu langkah Airnav untuk membangkitkan navigasi penerbangan ialah melakukan peremajaan dan modernisasi peralatan navigasi penerbangan.
Ini merupakan langkah untuk mewujudkan visi perusahaan menjadi penyelenggara pelayanan navigasi terbaik di Asia Tenggara.
Peralatan navigasi penerbangan terdiri dari peralatan communication, navigation, surveillance, danautomation (CNS-A).
Sejak 2013, yang jumlah peralatan CNS-A yang dimiliki Airnav Indonesia terus meningkat.
Pada 2013, jumlah peralatan CNS-A adalah 1.432 set, kemudian meningkat pada 2014 menjadi 1.530 set, kembali bertambah pada 2015 menjadi 1.707 set, dan pada 2016 menjadi 1.879 set.
Novie mengungkapkan seluruh investasi peralatan navigasi penerbangan tersebut telah sejalan dengan program pengembangan bandar udara, upaya peningkatan konektivitas ke wilayah terpencil Indonesia, dukungan terhadap program peningkatan sektor pariwisata, serta yang tak kalah pentingnya ialah peningkatan terhadap kualitas layanan navigasi penerbangan yang mengutamakan keselamatan dan efisiensi.
"Salah satu inovasi yang telah diterapkan melalui program investasi ini ialah implementasi prosedur performance-based navigation (PBN) yang berdampak terhadap peningkatan kapasitas ruang udara, peningkatan keselamatan dan efisiensi penggunaan bahan bakar pesawat," ucap Novie.
PBN ialah prosedur penerbangan dengan bantuan sistem dan teknologi mutakhir yang memungkinkan jarak separasi antara satu pesawat dan pesawat lainnya menjadi lebih dekat sehingga kapasitas ruang udara meningkat.
Selain itu, penggunaan teknologi berbasis satelit, automatic dependent surveillance-broadcast (ADS-B) juga semakin gencar dilakukan sehingga area surveillance dapat diperluas terutama untuk daerah-daerah dengan kondisi geografis berbukit seperti Papua.
"Tahun ini, kami akan mengimplementasikan penggunan ADS-B untuk penerbangan di bawah flight level 29 ribu sehingga jangkauan sistem berbasis satelit untuk pesawat-pesawat yang memiliki transponder dapat diperluas," tutur Novie.
Inovasi
Program dan inovasi yang dijalankan Airnav Indonesia berdampak pula terhadap peningkatan pendapatan perusahaan.
Pada 2013, pendapatan Airnav Indonesia sebesar Rp1,43 triliun dan terus meningkat setiap tahunnya hingga mencapai Rp2,52 triliun pada 2016.
Tahun ini pendapatan ditargetkan meningkat menjadi Rp2,88 triliun.
Pendapatan usaha yang terus meningkat tersebut digunakan untuk investasi dalam peningkatan pelayanan navigasi penerbangan.
"Sesuai dengan amanat PP 77 Tahun 2012, pendapatan usaha yang dihasilkan Airnav Indonesia digunakan kembali untuk peningkatan pelayanan navigasi penerbangan. Tahun ini, kami menganggarkan Rp2,18 triliun untuk program investasi.
"Airnav Indonesia berkomitmen menjaga momentum kebangkitkan sektor navigasi penerbangan Indonesia dan terus meningkatkan kolaborasi dengan seluruh stakeholder penerbangan di Indonesia," pungkasnya.
(S1-25)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved