Empat Prajurit Tewas akibat Meriam Rusak

Rudy Polycarpus
18/5/2017 08:09
Empat Prajurit Tewas akibat Meriam Rusak
(Ilustrasi latihan tempur TNI. -- ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)

Empat anggota TNI Angkatan Darat meninggal dunia dan delapan orang anggota lainnya terluka akibat insiden dalam latihan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat di Natuna, Kepulauan Riau. Saat ini pihak TNI sedang melakukan investigasi mendalam tentang kejadian tersebut.

Menurut keterangan dari Dinas Penerangan TNI-AD, salah satu pucuk Meriam Giant Bow dari Batalyon Arhanud 1/K yang sedang melakukan penembakan mengalami gangguan pada peralatan pembatas elevasi, sehingga tidak dapat dikendalikan.

Seorang saksi mata Herman juga membenarkan kecelakaan yang memakan korban jiwa itu, berawal ketika sebuah drone melintas dari atas Stelling ARH dan melakukan penembakan, yang diduga pucuk atau senjata yang digunakan kehilangan kontrol, dan memuntahkan peluru di luar kendali penembaknya, beberapa prajurit yang terlibat dalam latihan militer tersebut terkena percikan dan serpihan peluru.

Menurut Herman, para korban yang mengalami luka tembak membuat sibuk tim medis di RSUD Natuna. “Ada yang luka parah pada badan. Dan, ada yang meninggal dunia dan dibawa ke kamar jenazah,” ujar Herman yang dihubungi dari Tanjung Balai Karimun, Kabupaten Karimun, Kepri.

Berdasarkan informasi dihimpun, empat prajurit TNI yang meninggal dunia, yaitu Kapten Arh Heru, Praka Edi, Pratu Marwan, dan Pratu Ibnu Hidayat. Praka Edi mengalami luka dengan tubuh hancur di bagian pinggang, dia dievakuasi ke RSUD menggunakan helikopter, namun meninggal dunia sebelum mendapatkan penanganan medis karena kehabisan darah.

Adapun Kapten Arh Heru meninggal dunia dan belum sempat dibawa ke rumah sakit. Kemudian, Pratu Marwan mengalami luka parah dan meninggal dunia setelah dievakuasi ke rumah sekitar pukul 12.30 WIB. Terakhir, Pratu Ibnu Hidayat juga meninggal akibat luka di beberapa bagian tubuhnya.

Selain korban meninggal dunia, beberapa prajurit TNI lain mengalami luka-luka, antara lain Pratu Bayu Agung, Serta Alpredo, Prada Danar juga luka pada paha, Pratu Ridai dan Pratu Didi Hardianto, Sertu Blego Switage juga luka pada tangan dan perut.

Investigasi
Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat Brigjen Alfret Denny Tuejeh dalam keterangan persnya yang diterima Media Indonesia, kemarin, menyatakan pimpinan TNI-AD menyampaikan rasa belasungkawa yang sedalam dalamnya atas gugurnya 4 prajurit terbaik TNI-AD dalam insiden kecelakaan latihan di Natuna tersebut.

“Saat ini pihak TNI sedang melakukan investigasi mendalam tentang kejadian tersebut,” ujarnya. Dijelaskannya, sudah ada tim dari Polisi Militer Angkatan Darat (POM AD) setempat yang sedang menginvestigasi.
Soal bantuan untuk korban kejadian ini, Alfret mengatakan TNI sudah memiliki prosedurnya.

“Kami sudah ada aturan, ketentuan, dan prosedurnya. Itu semua sudah diatur kalau terjadi seperti itu sudah ada yang mengurus,” ujar Alfret.

Latihan PPRC ini merupakan latihan gladi ke dua. Latihan PPRC puncak rencananya akan dilaksanakan hari Jumat, 19 Mei. Latihan ini disebut ­gabungan tiga matra dari Angkatan Darat, Laut, dan Udara.

Personel TNI yang dilibatkan mencapai 5.900 prajurit, baik penyelanggara maupun pelaku latihan PPRC ini.
Mereka tergabung dalam Satuan Tugas Darat (Satgasrad), Satuan Tugas Laut (Satgasla), Satuan Tugas Udara (Satgasud), Satuan Darat (Satrad) lanjutan, Satuan Manuver Infanteri dan Kavaleri, Satuan Bantuan Tempur (Satbanpur) dan Satuan Bantuan Administrasi (Satbanmin). (Ant/P-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Oka Saputra
Berita Lainnya