Presiden Harus Kuat Hadapi 'Debt Collector'

Astri Novaria
17/5/2017 20:06
Presiden Harus Kuat Hadapi 'Debt Collector'
(MI/M Irfan)

BUKU karya Prof Salim Said yang berjudul: Jokowi Melawan Debt Collector, cukup menarik untuk dikaji yang disebut juga sebagai kupasan fakta sejarah kenegaraan dan pemerintahan yang tengah terjadi. Usai peluncuran buku karyanya tersebut Salim Said menjelaskan debt collector yang dimaksudnya bukan dalam pengertian harfiah atau yang disebut pihak-pihak yang menagih utang.

Namun, yang dimaksudnya adalah pihak-pihak yang mendukung pemerintah dalam hal ini Presiden RI Joko Widodo.

"Itu simbolik saja. Bukan debt collector yang menagih utang mau minta duit. Pihak yang mendukung Jokowi itu kan punya permintaan, orang saya dimasukkan ke kabinet dan jabatan-jabatan lain. Itu yang saya sebut debt collector. Jadi Jokowi berutang. Setiap politisi itu berutang kepada orang yang memilih dia. Membayarnya dengan itu tadi, jabatan di kabinet, dapat kursi berapa di kabinet dan sebagainya," ujarnya di Wisma Elang Laut, Jakarta, Rabu (17/5).

Lebih lanjut Salim mengatakan, dalam politik tidak ada yang gratis namun tergantung tawar menawar. Semakin kuat politisi tersebut menghadapi orang yang mendukung dia, semakin sedikit kemungkinan debt collector itu menekan sang politisi yang terpilih itu.

"Tidak ada yang gratis dalam politik. Di buku saya itu ada tulisan lillahi ta'ala. Tidak ada di dalam politik lillahi ta'ala. Omong kosong itu. Kalau politisi itu kuat, debt collector-nya, posisinya akan lemah," pungkasnya.

Adapun, tentang Salim Said sendiri sebagai Guru Besar Ilmu Politik yang berlatar belakang wartawan, mantan Duta Besar Republik Indonesia untuk Republik Ceko yang juga pendiri Institute Peradaban ini dikenal memiliki pandangan-pandangan yang kritis dan tajam dalam membedah persoalan-persoalan politik di Tanah Air.

Buku kumpulan tulisannya ini terbagi atas dua bagian. Bagian pertama merupakan tulisan-tulisan yang diterbitkan oleh Harian Angkatan Bersenjata pada paruh kedua tahun enampuluhan.

Selanjutnya, bagian kedua memuat kolom-kolom dan komentar politik yang ditulis pada masa pasca Orde Baru. Sebagian tulisannya pernah diuat di media massa, sebagian lain disiarkan di milis.(OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Soelistijono
Berita Lainnya