KPK Telusuri Peran Priyo

KETUA Umum Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) Fahd El Fouz siap buka-bukaan terkait dengan peran Priyo Budi Santoso dalam kasus dugaan korupsi pengadaan Alquran. “Pasti (diungkap). Saya siap (buka-bukaan). Kita tunggu di persidangan,” kata Fahd menjawab pertanyaan pers seusai diperiksa sebagai tersangka di Gedung KPK, Jakarta, kemarin.

Fahd mengaku ditanyai penyidik komisi antirasywah perihal peran Priyo dalam kasus itu. Priyo, mantan Wakil Ketua DPR, sudah diperiksa pada 10 Mei lalu. Politikus Golkar itu kini menjadi anggota dewan pembina. Dia selama ini tidak banyak bicara soal kasus Alquran. Namanya pernah disebut dalam persidangan mantan anggota Komisi VIII DPR dari F-PG, Zulkarnaen Djabar.

Rekaman sadapan KPK yang diperdengarkan dalam persidangan menyebut Priyo dengan inisial PBS. Zulkarnaen mengakui PBS yang dimaksud merupakan Priyo Budi Santoso. Selanjutnya, dalam surat dakwaan Zulkarnaen dan putranya, Dendy Prasetya, nama Priyo pun muncul. Dalam kasus yang telah memenjarakan Zulkarnaen dan Dendy itu, KPK me­ngantongi catatan tangan Fahd tentang pembagian jatah fee di tiga proyek Kementerian Agama.

Dalam tulisan tangan tersebut, Priyo disebut mendapat jatah 1% dari proyek laboratorium komputer senilai Rp31,2 miliar dan 3,5% dari proyek pengadaan Alquran pada 2012 senilai Rp22 miliar.

Namun, Fahd masih enggan mengakui hal tersebut. “Kita tunggu di persidangan karena itu masih rahasia penyidikan. Saya sudah ungkap ke penyidik secara terang benderang.”

Berkenaan dengan kasus itu, Priyo pernah mati-mati­an menyangkal. “Seratus persen saya tidak tahu. Ini menyangkut nama baik. Saya mohon semua diluruskan,” ujarnya.

Dia menjelaskan, sebagai unsur pimpinan DPR, ia membidangi politik, hukum, dan keamanan, sedangkan Komisi VIII yang bermitra dengan Kemenag berada di bidang kesra yang bukan kewenangannya. (Gol/Mtvn/P-3)