Fungsikan Segera Badan Siber Nasional

Astri Novaria
16/5/2017 06:15
Fungsikan Segera Badan Siber Nasional
(AFP)

KEHADIRAN dan efektivitas kerja badan siber nasional semakin terasa urgensinya setelah Indonesia, bersama hampir 100 negara di berbagai belahan dunia, menjadi korban serang­an ransomware Wanna Decryptor (Wannacry) yang menginfeksi jaringan komputer pada pekan kedua Mei 2017.

Ketua Komisi III DPR dari Frak­si Partai Golkar Bambang Soesatyo pun meminta pemerintah mempercepat pembentukan dan memfungsikan badan siber nasional.

“Kasus serangan ransomware ini membuktikan Indonesia pun belum siap menerapkan langkah preventif menangkal serangan siber seperti itu. Jika sudah ber­fungsi, badan siber nasional setidaknya bisa memberi peringatan dini kepada masyarakat,” ujar Bambang, kemarin.

Serangan siber berskala global itu diduga dilakukan sekumpul­an peretas berjuluk Shadow Bro­kers yang dimulai sejak Jumat (12/5) lalu, dengan menebar virus atau ransomware Wanna Decryptor. Dalam sekejap, serangan itu menginfeksi 200 ribu komputer di 150 negara, termasuk AS, Inggris, Jerman, Rusia, hingga Indonesia.

Dilaporkan, ransomware mulai terdeteksi pada 12 Mei 2017 sore. Hari itu, jaringan komputer di se­buah rumah sakit di Jakarta di­laporkan tidak bisa berfungsi karena disusupi ransomware. Ru­mah sakit itu kesulitan mengatur urutan antrean pasien.

Perkuat sistem
Dalam kaitan itu, Perhimpun­an Rumah Sakit Seluruh Indone­sia (Persi) mengimbau rumah sakit anggota untuk meningkatkan keamanan komputer rumah sakit. Pencegahan melalui pe­nguatan keamanan menjadi hal nendesak yang wajib dilakukan semua rumah sakit.

“Rumah sakit harus melakukan pemutakhiran keamanan SIRS (sistem informasi rumah sakit) sekaligus melakukan langkah pencegahan agar tidak terinfeksi virus Wannacry,” ujar Ketua Persi Kuntjoro Adi.

Kuntjoro mengatakan penguat­an itu wajib dilakukan, terutama dengan semakin parahnya penyebaran virus. Rumah sakit merupakan sarana penting yang sangat riskan bila mengalami gangguan.

Dikatakan Kuntjoro, RS Anak Bunda Harapan Kita dan RS Jan­tung Harapan Kita tidak terma­suk RS yang terkena malware Wannacry. Sebelumnya sempat tersiar ka­bar, pelayanan di kedua rumah sakit itu terganggu akibat virus, tetapi kebenaran akan hal itu tidak terkonfirmasi.

Di lain sisi, dalam situs resmi mereka, Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia mengatakan perlu partisipasi masyarakat dalam menghindari kembali meluasnya serang­an siber (cyber attack) Wannacry. Mereka mengimbau masyarakat pengguna teknologi informasi, khususnya komputer dan internet, agar secara cepat menperbarui sistem.

Dikatakan, jenis ransomware yang sedang mewabah ialah WannaCrypt0r 2.0, yang memanfaatkan kelemahan sekuriti pada sistem operasi Microsoft. Microsoft disebut telah menyediakan security update patch untuk menanganinya.

Kepala Pusat Studi Forensika Digital Universitas Islam Indonesia Yudi Prayudi mengungkap­kan, dalam 48 jam sejak virus terdeteksi, para pelaku keamanan komputer sudah berhasil menundukkannya. Namun, kemudian dilaporkan, muncul varian baru. “Setidaknya ada 25 varian baru Wannacry,” kata Yudi. (Pro/Pra/AU/X-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Oka Saputra
Berita Lainnya